Senin, 22 Agustus 2011

GALAU DALAM KASMARAN (Excess of Love)

MEDIA PUBLIK. Memories of first love is not easily forgotten, Love is both a valuable lesson to sail a boat of life, and love that so is a necessity, because life without love is like food without salt. Be on guard for love that was given was his best so that he continues to blossom and the fragrant scent of all time...

GALAU asal katanya yang bisa diungkapkan dengan kalimat GUNDAH atau GELISAH merupakan sebuah ungkapan seseorang dalam keadaan Kasmaran yang disebut Excess of Love.

GALAU merupakan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa Hulu Sungai, Kalimantan Selatan, Indonesia yang trend trendnya kalimat tersebut diungkapkan tahun 80an oleh anak-anak yang baru menginjak keremajaannya.

Seorang anak muda yang baru merasakan sebuah cinta alias cinta pertama pasti merasakan kegelisahan apabila tidak bertemu satu hari saja. Hal inilah yang disebut dengan “GALAU” atau bahasa Indonesianya Gelisah dalam ungkapan sebuah pribahasa Gundah.

GALAU ini merupakan sebuah kegelisahan yang maha dahsyat tidakada obat yang bisa mengobatinya terkecuali sebuah pertemuan dengan kekasih hati itu sendiri.

Karena cintalah dapat mengubah perasaan seseorang walau pahit menjadi manis, debu berubah menjadi emas, air keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat serta seakan-akan dunia ini menjadi milik berdua.

Anak muda yang mabok dalam sebuah cinta pertamanya wajarlah selalu merasakan kegelisahan apabila tidak ketemu hanya dalam waktu sebentar. Cinta pertama merupakan sebuah obat maha rindu yang rindu seseorang tersebut bisa terobati dengan sebuah pertemuan.

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan sangat diperlukan bagi insan manusia yang hidup didunia ini. Ungkapan cinta buta itu apabila cinta itu menguasai seseorang tanpa suatu pertimbangan yang matang tanpa memikirkan akibatnya. Kekuatan sebuah cinta bisa diibaratkan mampunya melunakkan sebuah besi yang begitu kuat, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin.

Cinta pertama adalah kenangan yang tidak mudah untuk dilupakan, Cinta kedua adalah pelajaran yang berharga untuk mengarungi sebuah bahtera kehidupan, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan, karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan harum semerbak sepanjang masa.***
by_Aspihani Ideris

2 komentar:

  1. Mantap...
    Memang kita megakui yang namanya cinta pertama itu sangat melekat, ibarat tahi kucing terasa coklat,bago mereka yang dimabok cinta itu sendiri, Heheheheheee...

    BalasHapus
  2. Mantap...
    Memang kita megakui yang namanya cinta pertama itu sangat melekat, ibarat tahi kucing terasa coklat,bagi mereka yang dimabok cinta itu sendiri alias mabok kepayang, Heheheheheee...

    BalasHapus