Senin, 06 November 2017

ASPIHANI: Polemik Sugianor dan Pambakal Kusairi Berakhir dan Hanya Miskomunikasi



Foto : Andi Nurdin, Aspihani Ideris, 
Sugianor dan Gazali Rahman



MEDIA _PUBLIK – MARABAHAN. Penerima Mandat Surat Sakti dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Haji Sugianor dan penasihat hukum Kepala Desa (Pambakal Kok Buntar) Kusairi, Haji Aspihani Ideris, bersua untuk memastikan penyelesaian kisruh Sugianor dan Kusairi. Sugianor mengundang Aspihani Ideris dalam sebuah pertemuan di Rumah Makan Pawon Tlogo, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (6/11/2017).

Dalam pertemuan tersebut di hadiri oleh sejumlah para tokoh-tokoh Kalsel dan pengikut Sugianor sendiri, sedangkan dari Kuasa Hukum Kusairi sendiri diwakili oleh Aspihani Ideris SAP SH MH dengan di dampingi Andi Nurdin SH dan Gazali Rahman. "Ini merupakan sebuah niat yang sangat Baik dan sesuai dengan syariat islam, sehingga pertemuan ini sebagai momentum saling memaafkan di antara keduanya," ujar Aspihani Ideris kepada sejumlah wartawan dalam kata sambutannya di pertemuan tersebut, Senin (6/11/2017).

Ia menyampaikan permintaan maaf bahwa kliennya, Kusairi berhalangan hadir karena ada tugas yang mesti diselesaikan, "Saya minta maaf yang datang hanya kami bertiga, karena klien kami ada sesuatu hal yang harus diselesaikannya hari ini berkaitan dengan tugas seorang Kepala Desa. Dan beliau (Kusairi) sudah mempercayakan semua keoada kami untuk mewakili dalam pertemuan ini," papar pengacara dan juga aktifis senior di Kalimantan Selatan.

Menurut Aspihani, Polres Banjar telah menginisiasi upaya damai dan menyudahi polemik Sugianor dan Kusairi. “Di sana (Polres Banjar) sudah disepakati, tidak ada yang salah, dan tidak ada yang benar. Semua ini hanya miskomunikasi, di sini kami semua mengambi hikmah dari kejadian ini, antara Bang Sugi dan Pambakal Kusairi,” kata Aspihani Ideris kepada wartawan di sela pertemuan, Senin petang (6/11/2017).

Ia menuturkan pelajaran yang mesti dipetik adalah kepala desa harus hati-hati ketika menggunakan Dana Desa dan harus amanah dalam menjalankannya. Selain itu, Aspihani berterima kasih terhadap media sebagai alat kontrol sosial yang sangat gencar memberitakan silang sengkarut surat mandat Sugianor dan penggunaan Dana Desa di Kalimantan Selatan ini.

Apalagi, Satgas Dana Desa sempat menelisik ke Kalimantan Selatan pasca mencuat kisruh surat mandat dari Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor kepada Sugianor agar mengawasi Dana Desa lewat dakwah agama. Menurut Aspihani, kehadiran Satgas Dana Desa semestinya jadi momentum bagi kepala desa se-Kalsel agar tidak serampangan menggunakan Dana Desa.

“Sehingga jadi viral, sehingga timbul dua bintang di sini, Bang Sugi dan Pambakal Kusairi. Ini secara nasional diketahui publik, tidak menutup kemungkinan Pak Jokowi tahu permasalah ini,” ujar pria yang merangkap seorang dosen Fakultas Hukum di Universitas Islam Kalimantan.

Adapun ulama Sugianor menuturkan kisruh antara dirinya dan Kusairi sudah berakhir lewat kesepakatan damai Markas Polres Banjar pada Rabu pekan lalu. Sugianor mengakui persoalan ini karena salah paham alias komunikasi yang tidak tuntas.

“Beliau (Kusairi) khilaf, dan saya memahani atas kekhilafan beliau. Hari ini, intinya, tidak ada yang disalahkan dan tidak ada yang dimaafkan. Artinya, semua itu miskomunikasi. Kita anggap ini sebuah musibah, tidak saling menyalahkan, kita anggap pembelajaran untuk ke depannya,” kata ulama Sugianor.

Sugianor menduga persoalan itu kian meruncing karena ada provokator yang ingin memperkeruh suasana. ia mengaku tetap menjalankan misi dakwah dalam mengawal Dana Desa di Kalsel. Menurut dia, dakwah ini untuk mengingatkan bahwa aparatur desa mesti mengayomi warganya dan tidak mengkorupsi Dana Desa yang diberikan oleh Pemerintah.

Ia berharap para pihak tidak mengingkari kesepakatan damai tersebut. “Jangan khianati perdamaian ini. Wajar saja, orang sekali-kali ada salahnya karena manusia bukan setan. Tapi, tidak selalu manusia bersikap benar karena bukan malaikat,” Sugianor kata-katanya seraya menutup pembicaraannya.

Sekedar diketahui saja, Kusairi seorang Kades Lok Buntar, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, yang konon informasi yang didapatkan, Kusairi sempat marah-marah dan akhirnya motor milik ulama Sugianor dirusak oleh sejumlah orang yang berada di dekat Kantor Camat Sungai Tabuk pada 17 Oktober lalu. (TIM)