Selasa, 09 Agustus 2011

CITRA KPK MEMBURUK DIMATA MASYARAKAT

MEDIA PUBLIK-JAKARTA. Jebloknya tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja dan profesionalisme Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang keprihatinan dari mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). Menurut dia, temuan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebut tingkat kepercayaan publik terhadap KPK hanya tersisa 41,6 persen seharusnya mendapatkan perhatian serius.

"Tentunya kayak rapor, ini rapornya merah. Artinya, KPK kurang perform atau kurang menjalankan tugas dengan baik," kata JK yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) di Kantor Pusat PMI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, kemarin (8/8).

Dia menyampaikan hasil survei LSI telah memberi sinyal bahwa agenda pemberantasan korupsi di Indonesia belum tertata dengan baik. Untuk itu, tegas JK, lembaga dan pimpinan KPK seharusnya terus diperkuat. "jadi, itu sebagai suatu cambuk atau kehormatan kepada KPK untuk bekerja lebih keras lagi," cetusnya.

JK mengingatkan begitu banyak masalah yang menggerus citra KPK. Salah satunya soal Nazaruddin. Pelemahan KPK melalui kriminalisasi terhadap sejumlah pimpinannya, mulai kasus Antasari sampai Bibit-Chandra, lanjut JK, juga memiliki konstribusi terhadap melemahnya kinerja KPK. "Mungkin karena itu juga, Pimpinan KPK menjadi kurang gairah, kurang semangat atau kurang nyali," katanya.

Lebih lanjut, JK menyampaikan KPK memang lembaga independen. Karena itu, presiden tidak bisa setiap saat ikut campur tangan. Tapi, JK menyebut presiden seharusnya bisa mencegah terjadinya pelemahan terhadap lembaga yang kini dipimpin Busyro Muqoddas itu.

"Dari awal yang selalu kita dengar (dalam pidato, Red), presiden sangat mendukung KPK. Kita berharap konsisten seperti itu. Presiden harus turut menjaga eksistensi KPK," ujarnya.

JK juga berharap para calon komisioner KPK yang baru memperhatikan sinyalemen mengenai memburuknya citra KPK. "Pimpinan baru harus lebih bersemangat, bahwa begini keadaannya," ucapnya.(Tim)

1 komentar: