BERITA MEDIA PUBLIK - JAKARTA. Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf mengatakan, aliran dana Nazaruddin juga mengalir ke kantong seorang oknum partai politik. Namun, Yusuf enggan menyebutkan nama ataupun asal partai oknum tersebut.
Menurut Yusuf, laporan PPATK terkait nama orang tersebut telah diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan tengah ditindaklanjuti. "Namanya itu (kalau disebutkan) nanti membunuh karakter orang. Sudah di KPK, kok. Semuanya sudah tahu, sudah masuk tipikor berkali-kali itu. Pokoknya ada, lah. Tanya KPK saja," ujar Yusuf di kantornya, Senin (13/2/2012).
Yusuf mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menemukan aliran dana pencucian uang yang dilakukan Nazaruddin mengalir ke partai politik. Namun, hal tersebut akan ditelusuri juga. "Kami belum menemukan aliran dana ke parpol," kata Yusuf.
Selain itu, PPATK juga telah menyerahkan sembilan transaksi mencurigakan yang dilakukan Nazaruddin. "Kita yang kirim sembilan yang mencurigakan. Termasuk yang sekarang sedang berjalan di KPK," katanya.
Seperti yang diketahui, saat ini Nazaruddin telah menjadi terdakwa dalam kasus suap proyek wisma atlet senilai Rp 4,6 miliar. Tak hanya itu, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga kini dijadikan tersangka dalam kasus tindak pidana pencucian uang, dengan membeli saham perdana dari PT Garuda Indonesia senilai total Rp 300,8 miliar pada 2010. Pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia itu dilakukan oleh lima perusahaan yang merupakan anak perusahaan Permai Grup.(Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar