Jumat, 21 Oktober 2011

Jalan Ksatria (Sikap Hijau Daun)

Oleh:Andi Nurdin.SH. (Wakil Direktur LSM LEKEM KALIMANTAN/Praktisi Hukum dan Pengamat Sosial Budaya)
MEDIA PUBLIK
“Pada Minggu tadi kita telah belajar tentang arti Bela Diri, sekarang bagaimana sikap belajar untuk menggapai dan menerima cahaya matahari.Atau disebut dengan jurus Sikap Hijau Daun”,demikian yang disampaikan Maha Guru Bintang Islami, yang merupakan pimpinan tertinggi di dalam perguruan “Alam Semesta”.Di mana para murid muridnya belajar mendengarkannya dengan penuh seksama. Perguruan yang terletak di bumi Kalimantan, dan tidak terjangkau oleh banyak orang.

Perguruan bela Diri pernah tumbuh subur di negeri China, di masa berkembangnya agama Budha, sementara itu seiring dengan perkembangan budaya silat atau dunia Kang Ouw.pada saat itulah terpadu antara agama dan ilmu persilatan.Dengan gurunya yang sangat legendaris dan ternama Tat Mo Causu. Dengan perguruan yang benama “Shao Lim shi”.Banyak murid yang terlatih dan pandai yang berguna dan berjasa bagi masyarakat banyak demi pembangunan negara China yang berkesinambungan.Bahkan karena perkembangan selanjutnya China akan dijajah oleh Barat atau Inggiris.Karena didikan dan ajaran perguruan Shao Lim shi Kung fu, maka banyaklah murid murid Shao lim terlibat di dalam menentang penjajahan tersebut. Dengan sebagai akibatnya maka isyu dan fitnah yang melanda perguruan, menyebabkan kolaborasi penjajah dan pengkhianat bangsa menghancurkan Shao lim. Dengan mengakibatkan banyak murid yang bertebaran ke seluruh penjuru angin. Di mana murid-murid tersebut berlainan kemampuan dan tekniknya menguasai Bela Diri. Maka bibit bibit Teratai yang menyebar itupun tumbuh di mana saja mereka berada.Maka akibatnya menumbuhkan pula pemahaman Bela Diri yang berhubungan dengan budaya setempat.

Bela Diri adalah untuk kemanusiaan.Walaupun ada juga negara yang memanfaatkan Bela Diri untuk membela negara mereka. Bahkan digunakan untuk hal yang salah dengan meluaskan kekuasaan yang berhubungan dengan politik. Padahal Bela Diri adalah murni untuk mencari kebenaran dan kesucian. Untuk mencari nilai murni kehidupan dan tidak dicampuri oleh hawa nafsu. Karena seperti olahraga di dalam Olimpade, banyak juga negara berkumpul untuk bertarung Bela Diri, tanpa melibatkan urusan negara.Tetapi hanya melibatkan manusia yang hoby Bela Diri atau pecinta Bela Diri. Bela Diri tidak dihubungkan dengan politik.Walaupun ada juga yang menyimpang untuk menyalah gunakannya.

Di jepang pun adalah aliran Shao Lim shi Kung fu, dengan nama sesuai dengan lidah mereka yang disebut dengan “Shorinji Kempo”. Si Hang(Maha Guru)nya Sho Do Shin, yang mengembangkan budaya Kempo untuk membangkitkan kembali budaya mental Jepang yang rusak karena habis kalah perang. Berhubungan dengan Shin To agama Jepang, serta tradisi budaya Jepang yang mengatakan negara mereka adalah negara Matahari Terbit, serta negara Bunga Sakura.

Bela Diri terus berkembang sesuai dengan buday setempat, karena sebagai budaya Indonesia tidak mungkin kita dipaksakan secara Bathin untuk mengikuti zaman yang telah lalu dengan tradisi Budha atau Shin To. Tetapi mungkin hanyalah keyakinan luarnya saja atau bentuk gerakan fisik saja. Karena batihm atau keyakinan manusia akan berkembang sesuai dengan perjalanan bangsa atau zaman.

Demikian itulah perguruan “Alam Semesta”yang dikembangkan oleh Maha Guru Bintang Islami, bukanlah sekedar hanya melihat dunia lampau tetapi tujuannya sekarang dengan keadaan yang ada pada tahun tahun ini.Karena manusia terus berkembang sesuai dengan perjalanan waktu untuk menuju kesempurnaannya.

Dengan demikian pengaruh keyakinan dan budaya daerah juga mempengaruhi tentang gerakan Bela Diri tersebut. Walaupun di Jepang usaha dilakukan dengan keuletan dan disiplin yang tinggi, untuk bisa mengubah sebuah tangan untuk sekeras atau lebih keras dari batu dan kayu. Ayau hanya melatih fisik dan mentalnya seiring dengan ke yakinan agama Shin To semata. Tentu itu berbeda dengan mereka yang tinggal di Indonesia, karena, nabi Ibrahim pernah mengira Matahari adalahTuhan, tetapi karena tenggelam maka nabi Ibrahim mengabaikannya. Kini nabi Ibrahim berserah diri kepada “sesuatu” yang mengatur Bintang, Bulan dan Matahari.

Dengan demikian di dalam latihan kata Bintang Islami,pertama konsentrasi, pada apa yang akan dilakukan di dalam gerakan. Gerakan memukul seperti gerakan anak lomceng yang condong ke kiri dan ke kanan. Diselingi dengan gerakan memukul ke depan ke arah muka, maka konsentrasi juga diarahkan ke sana. Bahkan bentuk abstraksi, atau penggambaran tentang jatuhnya sasaran seakan di depan hidung lawan. Cenderung ke kiri maka tangan kanan yang memukul.Jika cenderung ke kanan maka tangan kiri yang memukul. Berapa kali anda memukul? Pada awalnya tangan yang memukul tidak lurus atau di lihat dari berhadapan akan mengarah ke samping. Padahal bagi “kenshi/pengikut beladiri) se akan memukul ke depan. Berapa lama anda meluruskan pukulan? Apakah anda terasa lelah? Jika anda tidak merasa lelah mengapa bisa terjadi? Kemudian jika anda lelah mengapa bisa terjadi?

Kesatuan arah dari posisi anak lonceng ke kiri dan kanan, serta pandangan mata dan pukulan.Ke mana hati anda? Apakah hati anda di rumah memikirkan tidur, ataukah sedang memikirkan teman? Jika anda bergerak dan hati anda di luar maka anda belum menyatukan fisik dan mental.Karena hati anda masih berkeliaran laksana angin yang tidak bisa dibendung.Karena angin keluar celah dan lubang yang kecil sekalipun. Itu gerakan anak lonceng atau di dalam Shorinji disebut dengan Furiko atau gerakan anak lonceng di dalam bahasa Jepang.

Berapa banyak anda memukul seperti itu di dalam satu hari? Sebulan dan setahun? Jika anda menekuni nilai sadaqah, bahwa sadaqah adalah jalan kebenaran.Artinya orang yang bersadaqah berarti di dalam jalan yang lurus. Untuk sebuah ajaran Islam.pertama anda bersadaqah seribu,apakah berat? Kemudian bagaimana hati anda?Apakah masih berkeliaran atau anda merasa rugi karena sering terlalu banyak mempelajari ilmu ekonomi dunia? Kemudian jika jadi kebiasaan perhari lalu anda meningkatkannya, bagaimanakah hati anda? Apakah itu juga bisa disebut dengan gerakan anak lonceng? Ketika kita terus menerus mencari titik kesempurnaan konsentrasi atau konsentrasi pukulan. Tetapi kemudian bathin kita juga memukul dengan kebaikan atau melakukan ibadah dengan seribu setiap hari. Semakin sering kita berlatih memukul maka semakin kuat.Semakin sering kita bersadaqah seribu sehari, maka akan semakin kuat. Apa yang ada pada latihan fisik kita sebenarnya juga apa yang seharusnya dilatih pada bathin kita.

Jika kita ingin kuat di dalam latihan fisik kita kita wajib melatihnya.Begitu juga jika ingin kuat di dalam amalan bathin kita, kita juga wajib melatihnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar