Senin, 31 Oktober 2011

Bertemunya Dua Lautan

Oleh : Andi Nurdin, SH (Praktisi Hukum Dan Pengamat Sosial Budaya / Wakil Direktur LSM LEKEM KALIMANTAN)
"Media Publik"
Di dalam surat Ar Rahman disebutkan jika Tuhan yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan Al Qur’an. Dia menciptakan manusia, Mengajarkan pandai berbicara. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan danpohon pohonan kedua duanya tunduk kepadaNya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca(keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca(keadilan) itu. Dan tegakkanlah neraca itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca(keadilan) itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluqNya. Di bumi itu ada buah buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji bijian yang berkulit dan bunga bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Bahwa dengan demikian sudah jelas dan nyata Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW,yang mana dengan itu manusia juga dicptakan oleh Allah SWT, makhluq yang pandai berbicara, mendengar dan menganalisa setiap permasalahan. Maka jika dikaitkan dengan ajaran Al-Qur’an dan kepandaian manusia berbicara, artinya manusia wajib dan harus berda’wah kepada sesamanya.

Kepandaian manusia berbicara yang merupakan bersifat keilmuan jika dikaitkan dengan Al-Qur’an. Di mana selama ini hanya berkisar dengan pengalaman manusia semata, atau dapat dikatakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan sejarah ummat manusia. Maka pertemuan dua lautan adalah jika Al-Qur’an dipadukan dengan ilmu pengetahuan. Selama ini manusia hidup banyak dibantu ilmu pengetahuan dan teknologi.Oleh karena itu maka Al-Qur’an direalisasikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Adapun kenyataannya jika sekarang ini ummat Islam ketinggalan di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka ummat Islam harus mengejarnya. Itulah kewajiban yang nyata. Itulah makna dari sabda nabi Muhammad SAW, “jika menuntut ilmu itu kewajiban dari buaian sampai ke liang lahat”. Maka dengan demikian jika seorang ummat Islam hanyalah menumpuk harta benda dan mengejar kekuasan semata. Sudah pasti dia melepaskan kewajibannya yang sangat tinggi dan mendesak,yaitu “menuntut ilmu pengetahuan setingginya, dan memadukannya dengan Al-Qur’an”.

Maka dengan ilmu pengetahuan yang berpadu dengan Al-Qur’an yang diajarkan secara generasi akan menjadikan sejarah budaya yang baik dan patut umtuk dikenang. Sudah sepantasnya untuk memasuki syurgaNya Allah SWT. Itulah tugas kita sebagai ummat Islam di zaman ini. Hanya dengan memiliki banyak guru dan keahlian di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang kemudian banyak anak didik dari siswa dan mahasiswa yang berkesinambungan di dalam Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan serta teknologi, akan menjadikan daerah kita bercahaya dan dilimpahi berkah dari langit danbumi. Insya Allah.

Tidak patut kita ummat Islam tunduk dan patuh pada suatu negara yang tidak menghormati Al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi. Bahkan berkeinginan jika kitab suci kitab suci diletakkan dibelakang punggung manusia. Tidak patut ummat Islam mencoba meninggalkan Al-Qur’an dan hanya berpegang kepada ilmu pengetahuan semata. Karena ilmu pengetahuan tanpa Al-Qur’an adalah buta. Kemudian jika kita hanya berpegang dengan Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan, akan sulit berdiri. Itulah makna jika menuntut ilmu itu adalah kewajiban kamu mislimin dan muslimah. Bahwa menuntut ilmu itu kewajiban dari buaian sampai keliang lahat. Sudah semestinya ilmu pengetahuan dan teknologi itu mendukung ayat-ayat Al-Qur’an. Itu sudah pasti dan itulah yang berproses di dunia ini sekarang dan yang akan datang.

Hanya dengan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuanlah kita berhak untuk menjadi “khalifah di muka bumi” ini. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya membantu manusia secara fisik dan jiwanya adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an lah yang menjadi pedoman hidup manusia, karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi wajib mendukungnya. Maka dengan demikian manusia manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan yang hanya bisa mepertahankan Al-Qur’an. Mereka yang tidak berilmu pengetahuan akan sulit mempertahankan Al-Qur’an. Karena sudah semestinya jika Al-Qur’an itu direalitakan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Maka untuk itu sudah semestinya sebagai warga negara kita mencita-citakan negara kita adalah negara “super power”. Untuk mewujudkan negara super power wajib kita menuntut ilmu setinggi tingginya.Maka sebagai warga negara anggaran pendidikan harus menjadi 40% dari APBN dan APBD. Untuk selanjutnya anggaran pendidikan bisa menjadi 50% dari APBN dan APBD.

Tetapi sebenarnya kita sebagai individu Muslim sudah memberikan semangat pada diri kita masing-masing jika kita mau kembali kepada hadist Nabi Muhammad SAW bahwa menuntu ilmu itu kewajiban dari buaian sampai keliang lahat, disamping kewajiban yang lain pakah itu sembahyang, puasa, bayar zakat dan lain sebagainya.

Walaupun itu sebenarnya tidaklah terbantahkan jika banyak dari kita hidup sehari-hari. Sera juga menglami jika kehidupan kita banyakmenuntu ilmu.Dari TK sampai mahasiswa. Atau hanya sampai SMA. Kemudian sebagian dari setelah itu kemudian bekerja dan sibuk di dalam urusan harta dan tahta. Tetapi tidak diimbangi dengan ilmu pengetahuan, sampai sampai matipun ternyata harta hanyalah menjadi warisan dari anak atau orang lain. Sangat sayang bagi mereka yang punya kesempatan untuk menuntut ilmu pengetahuan, tetapi mereka mengabaikannya.

Padahal ilmu pengetahuan bisa di bawa ke sana ke mari. Tidak seperti harta benda. Ilmu bisa diajarkan dan bertambah berkahnya. Ilmu menjaga pemiliknya, sebaliknya manusia pemilik justru menjaga harta benda. Orang yang berilmu disayang oleh Allah dan malaikat serta orang berilmu. Sebaliknya orang yang kaya tanpa ilmu pengetahuan akan membahayakan orang tersebut. Karena nabi Sulaiman juga lebih mengutamakan ilmu pengetahuan di atas harta dan tahta.

Marilah menuntu ilmu pengetahuan dari buaian sampai keliang lahat.
Masih banyak ilmu pengetahuan yang terbuka untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar