Oleh : Andi Nurdin, SH (Praktisi Hukum dan Pengamat Sosial Budaya/Wakil Direktur LSM LEKEM KALIMANTAN)
"Media Publik"
Bela Diri adalah sebuah jalan untuk membela diri sendiri dari gangguan luar dan dalam seseorang manusia. Dengan latihan bela Diri seseoramh akam menjadi sehat, karena pemanasan sebelum latihan Bela Diri, akan memanaskan badan dan melancarkan darah yang juga dilakukan oleh berbagai macam olag raga di manapun.
Dengan latihan bela Diri yang merupakan induk dari semua macam olah raga, membuat seorang menuju jalan kesempurnaan. Karena itulah tujuan untuk hidup, di mana seseorang akan mendapatkan kebahagian. Kesehatan, ketenangan, percaya diri,serta banyaknya saudara seperguruan serta ilmu yang terus menerus di gali untuk mencapai ketinggian teknik.
Memang dengan latihan Bela Diri seseorang seseorang akan mendapatkan kekuatan fisik dan mental. Di mana fisik akan bergerak seiring dengan bentuk tubuh yang mengikuti keadaan bentuk pertarungan, dan seiring dengan itu pula mental juga berkembang mengikuti perjalanan fisik dan semangat terus menerus di bina sampai mencapat titik kesempurnaan.
Di zaman ini bela Diri juga bagian dari olah raga, yang akan menjadikan badan sehat dan kuat, yang akan menunjang pekerjaan rutin di mana kesehatan fisik dan mental akan menjadikan fondasi yang sangat menunjang untuk membentuk mental pembangunan nasional. Seperti yang dilakukan oleh militer, maka Bela Diri, setidak-tidaknya merupakan titik pertahanan Nasional. Hanya di dalam Bela Diri secara tidak langsung merupakan tentara atau ksatria, yang banyak dilakukan oleh orang orang sipil. Tetapi semua rakyat semestinya adalah pembela negara.Karena itu sudah semestinya jika rakyat sehat dan kuat.Walaupun secara resmi tidak menjai tentara atau kesatria secara formalistik.
Di mana yang lebih terpenting dari semua itu, tujuan Bela Diri adalah untuk menguasai diri sendiri. Perjuangan untuk mengusai diri sendiri adalah perjuangan yang terus menerus, bahkan se umur hidup. Karena memang Bela Diri adalah merupakan sebuah cara atau alat untuk mencapai kebahagian hidup itu sendiri.
Juga disebutkan jika di dalam teori Bela Diri seseorang akan menempuh jalan-jalan latihan yang sangat ulet dan panjang, karena di sana juga ada penyesuaian dengan bentuk tubuh seseorang.Walaupun secara umum di ajarkan oleh pelatih tentang bentuk teknik, karena dasri pengalaman dan latihan, maka pembawaan diri sendiri akan menciptakan sebuah teknik yang sangat cocok dan pas untuk diri sendiri.
Demikian itu keterangan mengenai sebuah urutan mengenai sistim latihan. Di mana sistematikanya seseorang yang belajar adalah sebagai bayi yang memulai dengan gerak badan ke kiri dan kanan, yang kemudian membalikkan badannya.Untuk seterusnya dia bertiarap dan menguatkan tangannya, kemudian mengangkat kakinya seperti merangkak.Kemudian berjalan dengan merangkak. Seperti berjalan di atas empat kaki.Karena dua tangannya juga untuk berjalan. Itu akan membiasakan energi tubuh dan kekuatan tubuh yang terbentuk dengan kebiasaannya. Kemudian dia akan mengangkat tubuhnya sedikit demi sedikit untuk berjalan di tepi dinding. Setelah cukup kuat, maka dia akan berjalan selangkah demi selangkah, pada awalnya sering terjatuh.Kadang terjatuh dan menangis, tetapi sebentar kemudian dia akan mengulang lagi.Itu dilakukan secara naluri dan itulah perjuangan manusia untuk berjalan. Jika kebiasaan waktu kecil itu kita ingat ingat.Kita banyak belajar bahwa manusia memang sering belajar dan berjuang untuk menjadi seseorang yang bisa berjalan.
Maka berjalan itu sendiri yang dijadikan jenis olah raga akan menjadikan seseorang sehat. Karena dengan berjalan akan menggerakan anggota kaki dan organ-organ tubuh bagian bawah.Di mana di sana ada Hati dan kandung empedu, Lambung dengan limpa serta Ginjal dan kendung kemih. Dengan sehatnya organ tubuh tersebut juga kan berhubungan dengan irgan-organ tbuh yang di atasnya.Apakah itu Jantung dan Usus halus, Paru-paru dan Usus besar, serta Perikardium yang berpasangan dengan ti pemanas.
Tingkatan Bela Diri yang berurutandi muali dengan “ketidak mengertian” yang tertinggi atau bahasa Jepang Kyu V, atau ketidak mengertian V. kemudian jika sudah menguasai akan menjadi Kyu IV. Atau ketidak mengertian IV. Angka akan menurun, sesuai dengan ketidak mengertiannya.Sebaliknya jika seseorang sudah mencapai Dan I, dengan “Sabuk Hitam”, maka seseorang baru dikatakan latihan Bela Diri. Maka jika menguasai akan menjadi Dan II, atau tingkat dua.Angka meningkat.
Latihan Bela Diri kan di mulai dengan latihan Dasar atau “Ki Hon”.”Ki” artinya pohon, sedangkan “Hon” artinya buku. Ki Hon adalah gerakan dasar. Tidak ubahnya seperti “akar”.Pada akarlah semestinya yang harus kuat, karena akar yang menjadi penunjang bagi tumbuh-tumbuhan jika dianalogikan dengan Tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan adalah juga makhluq, seperti manusia hanya tidak berjalan. Melihat jalan hidup dan gerakan tumbuh-tumbuhan juga akan mnejadikan manusia banyak belajar dari setiap alam dan makhluq. Banyak gerakan Bela Diri dinamakan dengan Tunbuh-tumbuhan dan Bunga.seperti “bunga Teratai”. Atau gerakan “padi” atau gerakan “cemara”. Atau juga gerakan alam seperti “gunung”. Atau “laut”.
Di dalam Bela Diri ada jalan, di mana jalan itu ada pada guru. Pada guru seorang meniru gerakan dan meniru apa yang diajarkannya. Jalan itu di suatu saat akan ada pada persimpangan, yang mana persimpangan itu adalah kepribadian kita masing-masing. Bahwa pada dasarnya setiap manusia itu tidak sama. Setiap manusia bisa meniru, tetapi setiap manusia mempunyai jalannya masing masing. Di mana generasi dan genarasi memang berbeda. Generasi guru dan generasi murid, memang berbeda. Karena itu Bela Diri, pada intinya adalah sama, tetapi generasi memang berbeda. Maka dengan demikian kepekaan untuk melihat zaman dan generasi akan menjadikan Bela Diri berjalan dengan logis dan tidak dikuasai oleh “kekuasaan”.Tetapi berjalan sesuai dengan kebutuhan manusia dan untuk kepentingan “kemanusiaan”.
Diperlukan disiplin untuk latihan agar seorang menjadi mahir dan pandai.Sehingga manfaat Bela Diri dapat dirasakan, sebagai sebuah jalan atau cara untuk mengimbangi nafsu manusia yang berjalan sesuai dengan gerak ombak bahkan ambisi yang harus di ikuti dengan gerakan fisik. Bahkan gerakan fisik akan membentuk jiwa manusia menemukan jodohnya, atau tempat penyaluran yang sebenarnya.
Bahkan akhirnya manusia diajak untuk tidak putus asa di dalam latihan latihan Bela Dri tersebut, karena sesuatu itu pasti ada jalannya. Bersama dengan kemahiran di dalam penguasaan sebuah teknik Bela Diri, maka”pribadi” dapat terbentuk. Latihan yang berulang memang akan membentuk sebuah jalan yang halus, seiring dengan jiwa yang halus.Seperti tumbuhan yang kokoh kuat, dan seperti gunung yang berdiri tegak.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar