Jumat, 29 Juli 2011

MANTAN BENDAHARA UMUM PARTAI DEMOKRAT SEGERA DITANGKAP

MEDIA PUBLIK-JAKARTA. Mabes Polri mengklaim sudah mengetahui posisi terakhir M. Nazaruddin. Buron Interpol itu juga sudah diawasi polisi negara sahabat. Nazaruddin, tampaknya, tinggal dibawa pulang. ’’Tapi, memang tidak bisa buru-buru. Kami pastikan dulu identitasnya. Kami kirim data-data: ada DNA, foto, dan sidik jari,’’ ujar Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Pol Sutarman di kantornya kemarin (29/7).

Data DNA itu penting untuk memverifikasi orang yang diduga Nazaruddin tersebut. Sebab, saat ini tersangka kasus suap Sesmenpora itu dilaporkan dalam posisi terjepit. Namun, polisi negara lain tidak bisa sembarangan menangkap atau mendeportasi dia sebelum identitas asli Nazaruddin valid 100 persen.

Untuk mengejar dan memulangkan mantan bendahara umum Partai Demokrat itu, Polri mengirim tiga tim gabungan. Tugas mereka mengepung pergerakan Nazaruddin di negara yang dirahasiakan oleh Sutarman itu. ’’Kami tidak bisa menyentuh. Kami perlu Interpol. Ini sedang dikoordinasikan,’’ kata mantan Kapolwiltabes Surabaya itu. Tiga tim yang dikirim tersebut terdiri atas perwira-perwira gabungan Bareskrim, Densus 88, dan Divisi Hubungan Internasional Polri.

Sutarman menyebutkan, Nazaruddin bergerak dengan menggunakan paspor dan identitas palsu. Karena itu, negara yang ditempati tidak bisa segera menangkap dia karena tidak termonitor dalam sistem imigrasi sebagai seorang buron. ’’Kami sudah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada kepala polisi negara itu. Sebab, kami yakin, dia berada di sana,’’ tuturnya.

Polri belum mengetahui bagaimana Nazaruddin bisa memperoleh paspor dan identitas palsu itu. ’’Kemungkinan ada pihak lain yang membantu. Bisa saja sindikat (pemalsu paspor, Red),’’ kata Sutarman.

Kapan tersangka kasus korupsi itu bisa dibawa pulang? Sutarman menyatakan tak bisa bicara target waktu secara detail. ’’Kami menunggu hasil lobi dan diplomasinya. Nanti perlu ada teknisnya, apa dia (Nazaruddin) dideportasi dulu baru ditangkap saat di Jakarta atau cara yang lain,’’ ungkapnya.

Tapi, positif yang dideteksi itu Nazaruddin? Sutarman tersenyum, lalu mengacungkan jempol. ’’Ya, sip,’’ ujarnya, lantas berjalan dan masuk ke mobil dinasnya.

Sebelumnya, informasi soal posisi Nazaruddin sudah terjepit juga disampaikan Kepala Divisi Komunikasi Partai Demokrat Andi Nurpati. Andi pada Kamis malam (28/7) mengatakan, Nazaruddin sudah berada dalam otoritas keamanan negara lain dan siap dibawa pulang. ’’Saya dapat info ini dari pemerintah,’’ kata Andi.

Politikus berjilbab itu menyebutkan, pihak imigrasi Indonesia sudah berangkat untuk mengurus pemulangan Nazaruddin. ’’Jadi, yang disampaikan Pak Patrialis (Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, Red) beberapa hari lalu itu benar,’’ tuturnya.

HAMBALANG NGAMBANG

Di bagian lain, keseriusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri dugaan penyelewengan dana APBN dalam proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang perlu dipertanyakan. Sebab, hingga kini, lembaga yang dipimpin Busyro Muqoddas itu beralasan bahwa kasus itu masih dilakukan pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan).

’’Hingga sekarang, (kasus itu) belum masuk ke tahap penyelidikan, apalagi penyidikan,’’ kata Juru Bicara KPK Johan Budi kemarin. Tapi, Johan menjelaskan, pihaknya hingga kini menelusuri dugaan adanya penyelewengan dalam kasus tersebut.

Menurut seorang sumber internal, KPK memang belum serius menindaklanjuti kasus tersebut. Sebab, lembaga antikorupsi itu masih sibuk menuntaskan kasus suap wisma atlet SEA Games dengan tersangka Nazaruddin.

KPK, kata dia, terus mendalami keterlibatan Nazaruddin dalam kasus suap yang menyeret Sesmenpora nonaktif Wafid Muharam, Mindo Rosalina Munulang, dan Mohammad El Idris. Memang, tidak tertutup kemungkinan ada yang berkaitan antara proyek Hambalang dan wisma atlet.

Selain itu, pria yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan itu menyatakan bahwa nyanyian Nazaruddin yang menyebut-nyebut nama para petinggi KPK pernah berhubungan dengannya juga sedikit banyak memengaruhi kinerja internal lembaga antikorupsi itu. Terutama hubungan para pimpinan KPK.

Yang paling membuat risau adalah keinginan Johan mundur dari KPK. Sumber tersebut mengatakan bahwa hampir semua pimpinan KPK sangat terpukul oleh keputusan Johan itu. ’’Semua orang juga tahu bahwa Johan itu orang baik. Semua pimpinan kompak tidak menyetujui Johan mundur,’’ imbuhnya.

Sebelumnya, pada Kamis lalu (28/7), Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja juga mengatakan bahwa proyek Hambalang belum sampai pada tahap penyelidikan. Dia menolak memerinci bagaimana perkembangan kasus tersebut. Terkait keputusan Johan mengundurkan diri, Ade juga sangat menyayangkan. Dia meminta Johan tetap bertahan di KPK. Menurut dia, Johan tidak ada hubungan sama sekali dengan kasus Nazaruddin.

Ade menjelaskan, Johan hanya dimintai tolong untuk menemani dirinya untuk menghindari fitnah. ’’Dia memang tidak tahu apa-apa,’’ tegas polisi yang akan pensiun besok itu. (Tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar