MEDIA PUBLIK – BANJARMASIN. Banjarmasin dikenal dengan kota seribu sungai dan seribu ruko. Daratan Kota Banjarmasin belakangan kian turun di bawah permukaan air laut. Terbukti, saat air pasang, atau ada hujan curahannya yang cukup lebat mengakibatkan sebagian besar wilayah daratan kota ini langsung terendam. Beberapa tahun lalu, daratan Kota Banjarmasin berada 16 centimeter di bawah permukaan laut.
Menyusul perubahan iklim, daratan kota ini semakin turun, apalagi dipenghujung tahun saat ini hujan sering melanda kota Banjarmasin mengakibatkan banyaknya jalanan yang terendam air.
Hal ini terjadi dari pantauan Media Publik, Kamis (22/12) di beberapa daerah Kota Banjarmasin dan tidak terkecuali terjadipula di Komplek Rama dan sekitarnya daerah jalan gatot Subroto Banjarmasin.
Hendra yang merupakan warga Komplek Rama RT.39 Banjarmasin, mengatakan “Banjir di daerah komplek Rama ini terjadi setiap tahun, dan bahkan setiap ada hujan deras pasti jalanan di daerah ini digenang air,” katanya.
“Seperti terjadi hari ini hujan deras mengguyur kota Banjarmasin mengakibatkan sepanjang jalanan tergenang air mencapai ketinggian 15 cm, padahal komplek Rama ini di apit dua buah sungai, yaitu sungai di samping jalan Veteran dan Sungai di samping jalan Ahmad Yani,” ungkap Hendra.
Aspihani Ideris seorang pengamat lingkungan ketika dihubungi media ini via telepon (22/12) mengatakan, “Saya rasa banjir langganan yang terjadi di beberapa daerah di Kota Banjarmasin ini di akibatkan tiga faktor, yaitu faktor alam sendiri, faktor banyaknya pembangunan ruko yang menutupi arus aliran air sendiri dan faktor kurangnnya drainase got tempat mengaliran air kesungai,” katanya.
“Oleh karena itu untuk menanggulanginya perlu perhatian prioritas yang serius dari pemerintah Kota Banjarmasin itu sendiri untuk memperbanyak pembangunan drainase dan gorong-gorong untuk mengalirkan air itu ke sungai,” kata Aspihani.
Ditambahkannya lagi, “Selain itu pula pemerintah kota Banjarmasin tentunya badan perijinan harus jeli mengeluarkan ijin bagi pemohon yang mau membangun ruko dengan memperhatikan lingkungan di sekitarnya, artinya setiap membangun sebuah ruko itu harus mewajibkan membuat sebuat drainase dan gorong-gorong, yang tentunya tidak terlepas pula dari semua ini kewajiban DPRD Kota Banjarmasin untuk memikirkannya,” pungkas Aspihani Ideris yang juga Direktur LSM LEKEM KALIMANTAN.
Muryanta Kepala Dinas Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin diminta konfirmasinya oleh Media Publik mengatakan, “Dari 105 sungai yang melintasi Kota Banjarmasin, hanya tinggal 74 sungai yang dalam kondisi baik. Sisanya sudah mati atau rusak akibat sedimentasi, sampah, limbah rumah tangga, limbah industri, dan limbah alam,” katanya.
“Agar kota ini tidak lebih terendam di masa mendatang, perlu perbaikan sungai dan drainase. “Kalau ketinggian permukaan laut yang terus meningkat belakangan ini tidak bisa ditangkal oleh siapapun, hal itu memang sudah kondisi alam yang rusak, yang penting bagaimana kota ini tidak terlalu lama terendam akibat dari dampak perubahan alam itu,” katanya.
Lebih lanjut Muryanta mengatakan , “Upaya pengerukan selama ini, baru sekitar 3% yang berhasil diperbaiki masih banyak lokasi sungai yang harus dikeruk dan diperdalam agar sirkulasi air laut yang masuk ke dataran perkotaan bisa lancar. Untuk memperbaiki sungai yang ada di wilayah ini diperlukan dana cukup besar yang perhitungan kami, dana yang dibutuhkan Rp3,8 triliun dengan rinciannya, Rp3,3 triliun untuk perbaikan sungai dan Rp524 miliar untuk pembangunan serta perbaikan sistem drainase,” ungkapnya. (Tim)
Siip Blog nya
BalasHapus