BERITA MEDIA PUBLIK – JAKARTA. Penembakan yang dilakukan
oleh Polisi Diraja Malaysia terhadap tiga TKI hingga meninggal, membuat
beberapa anggota DPR geram. Pemerintah Indonesia didesak menyampaikan nota
keras terhadap pemerintah Malaysia.
"Pihak Kemlu harus sampaikan nota protes
terhadap tindakan Kepolisian Diraja Malaysia yang biadab," kata Ketua
Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, saat dihubungi media ini, senin (23/4).
Lanjut Mahfudz, pemerintah Indonesia harus berani
untuk menyelidiki secara mendalam. Apalagi, kasus ini juga menimbulkan
spekulasi terjadinya perdagangan organ tubuh dari ketiga TKI yang ditembak mati
tersebut.
Politisi PKS ini mengatakan, pemerintah tidak
boleh begitu saja mempercayai hasil penyelidikan pihak Malaysia. "Pihak
Polri juga harus meminta akses ke pihak Kepolisian Diraja Malaysia untuk menyelidiki
masalah ini," katanya.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Irgan Chairul Mafiz yang
membidangi tenaga kerja, kesehatan, dan transmigrasi mengaku khawatir dan
bahkan curiga bahwa mereka korban kejahatan yang sudah terorganisasi.
"Jangan-jangan persoalan jual beli organ ini
sudah berlangsung, dan ini kejahatan terorganisasi," kata Wakil Ketua
Komisi IX DPR Irgan Chairul Mafiz, saat dihubungi, Selasa (23/4).
Selain itu, tindakan Malaysia ini juga dinilai
melanggar konvensi PBB. Apalagi, jika memang terbukti bahwa ada penjualan organ
tubuh manusia. "Kriminal berat dan melangar konvensi PBB," ujarnya.
Politikus PPP tersebut meminta pemerintah harus
tegas dan tidak boleh merengek kepada Malaysia. "Kita jangan
merengek-rengek dan harus tegas kepada Malaysia, jangan hanya wacana,"
tandas Irgan.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) M Jumhur Hidayat menilai Polisi
Diraja Malaysia (PDRM) berbuat sadis.
Pasalnya, PDRM menembak mati tiga TKI asal Pancor
Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat NTB yang diduga
ingin melakukan penyerangan saat akan ditangkap.
"Penembakan di kepala dan juga memberondong peluru ke tubuh korban hingga meninggal jelas tindakan penanganan yang sangat aneh, barbar, sekaligus sadis," kata Jumhur, Senin (23/4).
"Penembakan di kepala dan juga memberondong peluru ke tubuh korban hingga meninggal jelas tindakan penanganan yang sangat aneh, barbar, sekaligus sadis," kata Jumhur, Senin (23/4).
Pemerintah Indonesia berang mendengar kabar tiga
TKI di ditembak mati Polisi Diraja Malaysia, apalagi jasad ketiganya dikabarkan
sudah tidak utuh.
“Kalau memang betul ada unsur kriminal dan
terbukti oleh siapa pun, tentu pemerintah harus mengambil tindakan,” ujar Juru
bicara Presiden RI Julian Aldrin Pasha, di bina Graha, Jakarta, Selasa (24/4).
Pemerintah Indonesia, kata Julian, dalam
menyikapi isu sensitif antar dua negara bertetangga, yakni dengan Malaysia
harus lebih hati-hati. Namun Julian mengatakan, pemerintah tegas menyikapi
kasus dugaan pembunuhan dan perdagangan organ tubuh TKI di Malaysia.
“Jelas bahwa setiap negara dimanapun pasti akan
menegakkan hukum dan keadilan, jadi tidak boleh ada dikotomi, karena itu
dilakukan oleh warga negara tertentu, lalu diperlakukan berbeda,” kata Julian.(TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar