Minggu, 22 April 2012

Bank


Oleh:Andi Nurdin, SH.
Advokasi LEKEM KALIMANTAN

   Bahwa di zaman para sahabat ada yang disebut “baitul mal” sebagai harta bersama di dalam negara dan pemerintahan. Dengan arti bahwa sadaqah para kaum Muslimin, yang disimpan pada “rumah harta bersama” tersebut memang dimaksudkan untuk pembangunan sarana dan prasarana di dalam mewujudkan cita-cita bersama di dalam mencapai kebahagian Islam.

   Bahwa karena nilai sadaqah untuk jalan Iman dan Islam tidak pernah habis bahkan bertambah. Kalo kita bersadaqah Rp.1000,-maka akan menjadi Rp.10.000,-Kalo kita bersadaqah Rp.10.000, akan menjadi 100.000,-dan jika kita bersadaqah 100.000,-maka akan menjadi 1000.000,-dan jika kita bersadaqah 1000.000,- maka akan menjadi 10.000.000,-.dan seterusnya akan menjadi 100.000.000,- dan pada akhirnya akan menjadi  Rp.!000.000.000,-(satu milyard.).

   Bahwa nilai sadaqah yang kita masukkan di mana saja dengan niat karena Allah SWT di dalam jalan “fi sabilillah” adalah seperti penyimpanan pada sebuah Bank imaginer, di mana Allah SWT yang akan menjaganya dan menghitungnya. Karena kita tahu walaupun tidak terlihat malaikat-malaikat Allah SWT bekerja untuk dan kesucian serta kebesaran Allah SWT.

   Itulah makna dari sebuah hadist yang mengatakan jika manusia meninggal dunia  terputuslah amal seorang manusia, kecuali ada tiga perkara. Yaitu, sadaqah jariyah, ilmu yang berguna dan doa dari seorang anak yang shaleh untuk orang tuanya. Dengan demikian semuanya tidak terlepas dari satu dan lainnya. Adanya sadaqah jariyah yang disertai ilmunya, yaitu ilmu yang benar dan berasal dari tuntunan wahyu. Kemudian semuanya karena ayahnya yang mengajarkannya dengan ajaran Iman dan Islam yang baik dan benar. Lalu anak yang shaleh itu juga berdoa untuk ayahnya di alam barzah.

   Dengan demikan ilmu yang merupakan sesuatu yang dapat disedekahkan dengan pengajaran dan dahwah adalah sebuah ilmu yang sangat berhubungan dengan Tauhid dan kebenaran Rasulullah SAW, yang dengan demikian maka amal-amal sadaqah tersebut, bernilai sadaqah yang jika dhubungkan dengan sadaqah harta atau nilai uang, maka kan terjadi “kesatuan energi” yang dapat menghubungan sebuah doa yang dari seorang anak di dunia ini dengan ayahnya atau ibunya di alam yang lain setelah kematian.

   Itulah kekayaan dalam arti yang sebenarnya. Di mana kekayaan itu tidak akan habis bahkan bertambah. Jika kita terus menerus menghabiskan waktu kita untuk terus mengkaji “kekayaan yang tidak pernah habis”tersebut maka akan banyak berhubungan dengan Al-Qur’an surat Al-Waqiah, karena surat tersebut adalah surat “kekayaan”.

   Di mana di dalam hadist tersebut ada diriwayatkan oleh Baihaqi, yang mengatakan jika”Barang siapa yang membaca surat Al-Waqiah pada tiap-tiap malam hari,tiadalah ia ditimpa kepapaan”.

   Di mana pada hari kiamat, akan terlihat orang yang beruntung atau tidak. Jika mereka selalu menanam, maka kan tumbuh bibit, yang menjadi pohon dan pohon tersebut akan berbuah, kemudian buahnya akan menjadi bibit lagi dan menjadi pohon lagi, sehingga banyak pohon dan semakin menjadi kebun yang lebat yang kebaikannya membawa kebahagiaan yang tidak putus-putusnya. Maka jika Allah menghendaki, terciptalah alam yang tiada pernah ada contohnya.***
  

1 komentar:

  1. Saya sarankan agar berita tersebut dihapus, karena seluruh isinya berikut fotonya adalah plagiat atau menjiplak dari media online lain. Anda sudah tak menghormati karya intelektual pihak lain.
    Tindakan anda memposting berita tersebut tanpa ijin kepada pemilik domain, adalah tindakan kriminal.

    BalasHapus