Oleh:Andi Nurdin, SH.
Advokasi LEKEM KALIMANTAN
Bahwa di zaman para sahabat ada yang disebut “baitul mal” sebagai harta
bersama di dalam negara dan pemerintahan. Dengan arti bahwa sadaqah para kaum
Muslimin, yang disimpan pada “rumah harta bersama” tersebut memang dimaksudkan
untuk pembangunan sarana dan prasarana di dalam mewujudkan cita-cita bersama di
dalam mencapai kebahagian Islam.
Bahwa karena nilai sadaqah untuk jalan Iman dan Islam tidak pernah habis
bahkan bertambah. Kalo kita bersadaqah Rp.1000,-maka akan menjadi
Rp.10.000,-Kalo kita bersadaqah Rp.10.000, akan menjadi 100.000,-dan jika kita
bersadaqah 100.000,-maka akan menjadi 1000.000,-dan jika kita bersadaqah
1000.000,- maka akan menjadi 10.000.000,-.dan seterusnya akan menjadi
100.000.000,- dan pada akhirnya akan menjadi
Rp.!000.000.000,-(satu milyard.).
Bahwa nilai sadaqah yang kita masukkan di mana saja dengan niat karena
Allah SWT di dalam jalan “fi sabilillah” adalah seperti penyimpanan pada sebuah
Bank imaginer, di mana Allah SWT yang akan menjaganya dan menghitungnya. Karena
kita tahu walaupun tidak terlihat malaikat-malaikat Allah SWT bekerja untuk dan
kesucian serta kebesaran Allah SWT.
Itulah makna dari sebuah hadist yang mengatakan jika manusia meninggal
dunia terputuslah amal seorang manusia,
kecuali ada tiga perkara. Yaitu, sadaqah jariyah, ilmu yang berguna dan doa
dari seorang anak yang shaleh untuk orang tuanya. Dengan demikian semuanya
tidak terlepas dari satu dan lainnya. Adanya sadaqah jariyah yang disertai
ilmunya, yaitu ilmu yang benar dan berasal dari tuntunan wahyu. Kemudian
semuanya karena ayahnya yang mengajarkannya dengan ajaran Iman dan Islam yang
baik dan benar. Lalu anak yang shaleh itu juga berdoa untuk ayahnya di alam
barzah.
Dengan demikan ilmu yang merupakan sesuatu yang dapat disedekahkan
dengan pengajaran dan dahwah adalah sebuah ilmu yang sangat berhubungan dengan
Tauhid dan kebenaran Rasulullah SAW, yang dengan demikian maka amal-amal
sadaqah tersebut, bernilai sadaqah yang jika dhubungkan dengan sadaqah harta
atau nilai uang, maka kan terjadi “kesatuan energi” yang dapat menghubungan
sebuah doa yang dari seorang anak di dunia ini dengan ayahnya atau ibunya di
alam yang lain setelah kematian.
Itulah kekayaan dalam arti yang sebenarnya. Di mana kekayaan itu tidak
akan habis bahkan bertambah. Jika kita terus menerus menghabiskan waktu kita
untuk terus mengkaji “kekayaan yang tidak pernah habis”tersebut maka akan
banyak berhubungan dengan Al-Qur’an surat
Al-Waqiah, karena surat tersebut adalah surat “kekayaan”.
Di mana di dalam hadist tersebut ada diriwayatkan oleh Baihaqi, yang
mengatakan jika”Barang siapa yang membaca surat
Al-Waqiah pada tiap-tiap malam hari,tiadalah ia ditimpa kepapaan”.
Di mana pada hari kiamat, akan terlihat orang yang beruntung atau tidak.
Jika mereka selalu menanam, maka kan
tumbuh bibit, yang menjadi pohon dan pohon tersebut akan berbuah, kemudian
buahnya akan menjadi bibit lagi dan menjadi pohon lagi, sehingga banyak pohon
dan semakin menjadi kebun yang lebat yang kebaikannya membawa kebahagiaan yang
tidak putus-putusnya. Maka jika Allah menghendaki, terciptalah alam yang tiada pernah ada
contohnya.***
Saya sarankan agar berita tersebut dihapus, karena seluruh isinya berikut fotonya adalah plagiat atau menjiplak dari media online lain. Anda sudah tak menghormati karya intelektual pihak lain.
BalasHapusTindakan anda memposting berita tersebut tanpa ijin kepada pemilik domain, adalah tindakan kriminal.