Minggu, 02 Januari 2011

Suku Dayak Pegunungan Meratus

Oleh : Syahminan (Abau)
MEDIA PUBLIK - Suku Dayak Bukit atau Suku Dayak Meratus atau Dayak Banjar adalah kumpulan sub-suku Dayak yang mendiami sepanjang kawasan pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Selato menduga, suku Bukit termasuk golongan Suku Punan. Tetapi Tjilik Riwut membaginya ke dalam kelompok-kelompok kecil seperti Dayak Alai (Labuhan), Dayak Amandit (Loksado), Dayak Tapin (Harakit), Dayak Kayu Tangi, dan sebagainya, selanjutnya ia menggolongkannya ke dalam Rumpun Ngaju. Namun penelitian terakhir dari segi bahasa yang digunakan sub suku Dayak ini tergolong berbahasa Melayik (bahasa Melayu Lokal). Orang Banjar Hulu sering menamakannya Urang Bukit, sedangkan orang Banjar Kuala sering menamakannya Urang Biaju.

Sesuai habitat kediamannya tersebut maka belakangan ini mereka lebih senang disebut Suku Dayak Meratus, daripada nama sebelumnya Dayak Bukit yang sudah terlanjur dimaknai sebagai orang gunung. Padahal menurut Hairus Salim dari kosa kata lokal di daerah tersebut istilah bukit berarti bagian bawah dari suatu pohon yang juga bermakna orang atau sekelompok orang atau rumpun keluarga yang pertama yang merupakan cikal bakal masyarakat lainnya.

Suku Buket, nama yang dipakai oleh BPS untuk etnik ini dalam sensus penduduk tahun 2000. Di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 suku Buket berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.

Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.

Beberapa suku-suku Dayak Meratus yaitu :

Dayak Pitap, di desa Dayak Pitap dan sekitarnya.
Dayak Alai terdiri atas Dayak Labuhan, Dayak Atiran dan Dayak Kiyu
Dayak Hantakan (Dayak Bukit), di desa Haruyan Dayak.
Dayak Labuan Amas
Dayak Loksado (Dayak Amandit), di kecamatan Loksado.
Dayak Harakit (Dayak Tapin), di desa Harakit dan sekitarnya.
Dayak Paramasan, di kecamatan Paramasan.
Dayak Kayu Tangi (mendiami kawasan Riam Kanan sebelum dijadikan waduk)
Dayak Bangkalaan, di desa Bangkalan Dayak.
Dayak Sampanahan, di kecamatan Sampanahan, Kotabaru.
Dayak Riam Adungan, di desa Riam Adungan.
Dayak Bajuin, di desa Bajuin.

Berbicara masalah suku asli di Kalimantan yaitu terdiri dari dua suku, yaitu Suku Banjar dan Suku Dayak. Sejarah kedua suku di Kalimantan ini adalah keterikatan darah diantara mereka, yaitu pada zaman dahulu hiduplah dua anak manusia berdua beradik, ringkas cerita mereka berdua mau mengarungi kehidupan menurut kemauan hati masing-masing, yang adik membina di daerah pedalaman mengasingkan diri dari keramaian, sedangkan sang kakak hidup tinggal di daerah perkampungan yang ramai.

Pada akhirnya kehidupan mereka tersebut terbentuklah sebuah kelompok yang kelompok si adik disebut suku dayak (tinggal di pedalaman perbukitan) dan kelompok si kakak di sebut dengan suku banjar (tinggal di tempat keramaian/perkampungan).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar