Selasa, 30 April 2013

POLISI UNGKAP PENYELEWENGAN 4,8 TON MITAN

BERITA MEDIA PUBLIK - KOTABARU. Ulama Kotabaru ini terpekur. "Malu saya, tiap hari ceramah. Tapi pangkalan mitan (minyak tanah, Red) yang kerjasama dengan agen saya, hampir menyelewengkan 4,8 ton mitan. Padahal mitan itu untuk nelayan. Akan saya putus kontraknya," ujar Guru Aduy dengan bibir bergetar. 

Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru KH A Jailani Darmawan (62), ulama yang tiap malam Sabtu mengisi ceramah di Mesjid Agung Khusnul Khatimah Kotabaru ini, lebih dikenal dengan panggilan Guru Aduy. 

Ditemui di rumahnya, Desa Hilir Muara, sekitar 1,5 kilometer dari Kota Kabupaten. Ia mengaku terpukul dengan adanya penangkapan oleh aparat kepolisian terhadap oknum Koperasi Insan (Ikatan Nelayan Saijaan). Koperasi Insan sendiri, merupakan pangkalan mitan buat warga miskin di desa Rampa kecamatan Pulau Laut Utara, sekitar 2 kilometer dari pusat kota. Sedangkan Guru Aduy adalah Dirut PT HJ Harmiani Jailani (HHJ). PT HHJ bekerjasama dengan pangkalan, dalam hal pendistribusian mitan tersebut. Cerita bermula pada hari Sabtu (27/4) sekitar pukul 17.00. 

Aparat Polres Kotabaru berhasil menggagalkan niat Kepala Koperasi Insan, Roslinda (47) yang ingin melarikan 4,8 ton mitan dari para nelayan miskin Kotabaru ke Tanbu. Lambat sedikit saja aparat bergerak, maka ribuan nelayan Rampa kecamatan Pulau Laut Utara, sekitar 2 kilometer dari kota kabupaten, bakalan menggunakan kayu api untuk memasak. 

Kasat Reskrim Polres Kotabaru, AKP Fahrurozi Sik melalui anggotanya, Bripka Amir Hasan mengatakan, keberhasilan itu berasal laporan dari warga, tentang adanya aktivitas mencurigakan dari sang pemilik Koperasi Insan. Dengan ditemani empat orang anggota, Amir Hasan segera meluncur ke Desa Semayap kecamatan Pulau Laut Utara, tempat lokasi aktifitas tersebut. Benar saja, di sana terlihat sebuah truk besar sedang asik dimuati tandon dan drum berisi minyak, dari sebuah kapal di pelabuhan.

Pemilik pangkalan, sopir truk Mulyono, dan nakhoda Kapal KM Mufakat, Fitnoddin, serta beberapa orang ABK (Anak Buah Kapal) yang sibuk memindahkan mitan ke truk, tak bisa mengelak ketika dipergoki petugas. Roslinda saat diperiksa, akhirnya mengaku akan membawa mitan jatah nelayan Kotabaru ini ke Tanah Bumbu untuk dijual dengan harga lebih tinggi. Mendapati pengakuan itu, pihak kemananan lantas menggelandang mereka ke mapolres, beserta semua barang bukti. Roslinda, Mulyono dan Fitnoddin pun nginap di jeruji besi menunggu putusan selanjutnya.

"Karena perbuatannya, pelaku akan dikenakan ancaman 6 tahun penjara dan denda Rp1 miliar. Meski mereka mengaku baru sekali melakukan itu," ungkap Fahrurozi. 

Namun kemudian si nakhoda kapal, Fitnoddin dibebaskan. Ia ditahan satu malam saja. Karena terbukti hanya bertugas sebagai penjual jasa angkut. "Saya cuma melayani jasa pengangkutan. Urusan mau dijual kemana dan ditaruh dimana mitannya, saya tidak mau tahu. Harusnya memang, seperti biasa, saya antar mitan dari PT HHJ ke Pangkalan Mitan Insan. Tapi Roslinda meminta saya tidak usah antar ke pangkalan waktu itu. Antar ke pelabuhan Semayap saja. Namanya cuma buruh upah, kita nurut saja," kata Fitno kepada wartawan, Minggu (28/4) tadi. 

Diceritakan tentang ini, Guru Aduy membenarkan. Katanya, mitan harus dibawa lewat laut. Sebab posisi agen dan pangkalan sama-sama berada di pinggir laut. "Salah besar kalau dikatakan saya terlibat dengan Pangkalan. Saya memang Direktur PT HHJ. Namun saya hanya layani kebutuhan Insan, 4,8 ton perbulan. Tugas Agen hanya mengamankan mitan dari Pertamina di gudang. Selepas dari gudang, itu tanggungjawab Pangkalan," terangnya Senin kemarin (29/4). 

Ia lantas menyampaikan permintaan maaf kepada para nelayan dan warga miskin Kotabaru lainnya, yang seharusnya mendapatkan jatah itu. "Akan saya putus kontrak kerja dengan Koperasi Insan. Karena dalam kontrak, tak dibolehkan penyelewengan seperti itu," tegas Guru Aduy. 

Hal itu diakui oleh Amir Hasan. "Untuk sementara, Roslinda bekerja sendiri, belum ada indikasi dia bermain dengan agen PT HHJ," kata Amir. Hanya kemudian, dari informasi yang berkembang di lapangan, dikabarkan pada saat kejadian juga ada oknum TNI yang diduga menjadi beking sopir truk. "Memang pada saat kejadian ada oknum TNI. Tapi tidak kok, dia hanya kebetulan saja ada di sana," ujar Amir. Karena itu, ia tidak mau menyebut nama oknum tersebut dan kesatuannya. (Rizali)

1 komentar:

  1. Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru KH A Jailani Darmawan (62), ulama yang tiap malam Sabtu mengisi ceramah di Mesjid Agung Khusnul Khatimah Kotabaru ini, lebih dikenal dengan panggilan Guru Aduy. 

    Tolong di pindah paragrafnya. Zalyan Shodiqin Abdi itu nama wartawan Radar Banjarmasin grup Jawa Pos yang nulis berita itu. Tempat liputannya di Kotabaru.

    Saya Zalyan S Abdi. Ini no hape saya: 082153469915. Thanks atas kerjasamanya.

    BalasHapus