Jumat, 04 Januari 2013

PUTRA HATTA RAJASA TEWASKAN DUA PENUMPANG MOBIL

BERITA MEDIA PUBLIK - JAKARTA. Meski sudah jadi tersangka, putra bungsu Menko Perekonomian Hatta Rajasa, M Rasyid Amarullah, tak langsung ditahan terkait insiden kecelakaan mobil dengan dua korban tewas di tol Jagorawi pada Selasa (1/1) lalu.
 
rumah sakit pusat pertamina_RSPPRasyid malah mendapat perlakuan super istimewa, menjalani perawatan di RS Pusat Pertamina (RSPP) dengan fasilitas mewah dengan tarif kamar (kelas President Suite) per malam Rp2,1 juta.
Karuan saja berbagai kalangan menyayangkan perlakuan istimewa itu. “Kalau anak menteri ya begitulah, tapi kalau kita (rakyat kecil) pasti sudah diborgol dan dirawat di RS Polri,” kata Parmin, tukang ojek yang suka mangkal di kawasan Kp Melayu, Jaktim. 

Hal senada disampaikan Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane, menurutnya, seharusnya untuk tidak membedakan tersangka, Mabes Polri cukup merawat Rasyid di RS Polri bukannya malah memberikan kebebasan dengan mempersilahkan keluarganya merawat di RSPP. 

“Apalagi tidak ada luka serius yang dialami Rasyid, dia hanya shock tapi tidak berbahaya bagi dirinya, sehingga cukup dirawat di RS Polri dan tidak membedakan dengan tersangka lain dalam kasus yang sama,” kata Neta S Pane, kepada beberapa media, Jumat (4/1).

Dia menambahkan, meskipun secara aturan Rasyid diperbolehkan dirawat di luar RS Polri, tapi harusnya Mabes Polri langsung menjadikannya sebagai tahanan. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Rasyid harus dijadikan sebagai tahanan bukannya sebagai pasien di rumah sakit. 

“Dengan begitu saat dirawat di rumah sakit yang bersangkutan pun harus dijaga oleh polisi lantaran statusnya sebagai tahanan. Tidak seperti saat ini dia dianggap sebagai pasien dan setiap orang bebas masuk ke ruang mewah dir RSPP tempat dimana dia dirawat,” katanya. 

Lebih lanjut Neta juga meminta Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk transparan atas insiden kecelakaan maut tersebut dan jangan menutup-nutupi kasus tersebut. “Kepolisian harus terbuka, misalnya di mana posisi mobil anak Hatta yang terlibat kecelakaan tersebut saat ini,” katanya.
Dia mengatakan, seharusnya mobil BMW X5 milik Rasyid dibawa ke kantor polisi sebagai barang bukti. “Jangan-jangan mobil itu justru dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Jika benar, itu sudah pelanggaran dan dapat dikategorikan menghilangkan barang bukti,” kata dia.

Humas RSPP Yulita, menjelaskan kamar rawat yang ditempati Rasyid terbilang luas dan nyaman. Di dalam kamar itu terdapat kasur pembaringan untuk pasien lengkap dengan peralatan medis, ruang lain tunggu pasien, kamar mandi, dan dapur (kitchen) berisi peralatan masak, lemari es, dan microwave. 

Ruang tunggu pasien pun dilengkapi dengan sofa empuk, meja, dan televisi layar datar berukuran besar. “Jika dokter dan perawatnya sama dengan yang kelas lain seperti kelas Standard Plus, karena kami pakai sistem silang. Jadi, kalau kelas yang lain bukan berarti dokternya, dokter umum,” ujar Yulita.

Dari data yang diperoleh, tarif kamar rawat inap untuk kamar level terendah, Standard Plus, adalah Rp250 ribu per hari dengan setoran deposit awal sebesar Rp2,5 juta. “Ruangan Standard Plus bisa ditempati lima pasien. Tapi, sama kok ada TV dan kamar mandinya,” jelasnya seraya menegaskan, pihaknya tidak memberikan perlakuan istimewa atau mendiskriminasi pasien, kendati Rasyid adalah anak menteri.

Sementara Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Sudarmanto, mengatakan, sudah memeriksa air seni Rasyid untuk mengetahui apakah ada kandungan alkohol atau benda terlarang lainnya. Polisi juga belum menyebutkan hasil tes urine ini.

Sudarmanto berjanji polisi tidak akan melihat posisi pelaku sebagai anak Menteri Hatta Rajasa dalam mengusut kecelakaan maut tersebut. “Kami tidak ada urusan dia anak siapa,” kata Sudarmanto. 

Kendati polisi masih merahasiakan tersangka Muhammad Rasyid Amirullah Hatta Rajasa di rawat pasca kecelakaan yang mengakibatkan dua penumpang mobil yang ditabrak meninggal dunia, namun secara tidak langsung dokter spesialis kejiwaaan RS Pertamina telah mengonfirmasi kalau Rasyid dirawat di RS tersebut.

Menurut Endah Rona Wulan, dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rasyid Rajasa saat ini tengah mengalami gangguan kejiwaan pasca-tabrakan. “Tapi jangan diartikan gangguan jiwa akut,” kata Endah Rona Wulan Kamis (3/1)

Disebutkan kondisi putra bungsu Menko Perekonomian itu setelah tabrakan mengalami shock. Hal ini dimungkinkan bagi seseorang yang mengalami kejadian di luar bayangannya. Kondisi ini juga yang menyebabkan pengemudi BMW maut mengalami gangguan pencernaan. “Apalagi Rasyid masih berusia 20 tahunan, makanya kondisi seperti ini sangat mungkin terjadi,” katanya. 

Anak bungsu Hatta sering mengalami hal-hal semacam ini, seperti ketika sedang sekolah dan akan menghadapi ujian.

Endah mengatakan, tim dokter masih memantau kondisi kejiwaan pengemudi BMW maut. “Kondisinya berangsur membaik,” ujarnya. Hanya saja, Endah tidak mau memerincikannya dengan alasan kerahasiaan medis.

Seperti diketahui, pada Selasa, 1 Januari 2012 pukul 05.45 WIB, mobil BMW X5 hitam bernomor polisi B 272 HR, yang dikendarai Rasyid, menyeruduk mobil Daihatsu Luxio hitam berpelat nomor F 1622 CY yang dikemudikan Frans Sirait, 37 tahun, di Kilometer 3.350 Tol Jagorawi. 

Akibat serudukan itu dua penumpang Luxio terlempat keluar dan tewas, yaitu Harun, 57 tahun dan M. Raihan, 14 bulan. Sementara tiga penumpang lainnya mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di rumah sakit. Dua korban meninggal juga sudah dikebumikan di kampong halamannya masing-masing yakni di Pandegelang dan di Sukabumi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Kombes Pol Rikwanto, dalam jumpa pers di kantornya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/1), mengemukakan sebelum kecelakaan di Tol Jagorawi, Rasyid sempat menjemput dan mengantar pacarnya, Prilla, di kediamannya di Tebet. Mereka menghabiskan malam tahun baru di Kemang, Jakarta Selatan.

“Habis tahun baruan di daerah Kemang, terus antar pacarnya di Tebet, di situ mungkin ngobrol. Jam 05.00 WIB pulang, mau ke rumah arah Fatmawati lewat Tol JORR, di situ mengantuk lalu tabrak mobil Luxio bagian belakang,” jelas Rikwanto.

Penjelasan pihak kepolisian ini mengundang pertanyaan besar soal rute pulang ke rumah setelah mengantar pacar. Agak ganjil. Dari Tebet, Rasyid akan lebih pendek waktu dan jarak tempuhnya jika menggunakan jalur Jalan gatot Subroto, belok ke Jalan Sudirman, Sisingamangaraja, lalu ke rumah di Jalan Fatmawati. 

Anehnya, Rasyid malah ke Cawang dan lewat Tol Jagorawi, yang pasti waktu dan jarak tempuhnya lebih panjang. Ataukah memang dia berencana ke tempat lain sebelum pulang ke rumah ataukah ada faktor lain? (Harian Terbit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar