Senin, 07 Januari 2013

PEJABAT MEMBUTUHKAN BIAYA PEMUAS BERKISAR Rp10 - Rp25JUTA PERMALAM

BERITA MEDIA PUBLIK - JAKARTA. Pemberian entertain terhadap pejabat dinilai hal yang lumrah. Biasanya para pejabat itu memberikan full service perempuan bayaran, layanan karaoke plus plus, memberikan paket spa dan massage plus plus, menanggung biaya clubbing dengan segala minuman haram dan perempuan yang menemani (purel), memberikan paket liburan, membayarkan paket olahraga golf, tenis, dan lain-lain, hingga memberikan sebagian saham perusahaannya.

Tak hanya pejabat negara, keterangan yang diperoleh Harian Terbit dari sejumlah pejabat yang mengharamkan pemberian entertain itu, layanan hiburan dan perempuan malam ini, juga diberikan sejumlah pengusaha bermasalah untuk aparat penegak hukum, baik dari Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan (hakim).

Sumber itu menyebutkan, dirinya pernah mendapat tawaran untuk bersenang-senang di sebuah club dengan layanan wanita plus-plus. Kala itu, seorang pengusaha mengajaknya datang ke tempat club malam dengan layanan karaoke dan purel. Tempat seperti ini juga terbilang privat. “Tapi saya menolaknya,” ujar pejabat itu. 

Dari pantauan Surabaya Pagi.com, pejabat tak cuma nyanyi-nyanyi dan bermesraan dengan purel. Dalam semalam biaya layanan ‘selangkangan’ untuk pejabat itu mencapai Rp 10 juta untuk satu orang. Biasanya pejabat itu membawa dua atau tiga stafnya.

Biasanya si pejabat tadi juga dijamu dengan minuman keras (miras) impor. Jack Daniels, Chivas dan Martel menjadi minuman favorit. Harga tiap botolnya di kisaran Rp 1,5 juta- Rp 2 juta. Dalam semalam, bisa habis 2-3 botol, bahkan lebih. Jadi untuk minuman saja harus menyediakan dana Rp 4-6 juta.

Sedang tarif purel, tiap tempat hiburan berbeda-beda. Namun, gambarannya secara umum sama. Ada yang tiap jam dan ada yang per 10 jam. Kebiasaan yang terjadi, booking purel ini per 10 jam atau tempat hiburan itu sampai buyar alias tutup. Tarif ini berkisar Rp 750 ribu- Rp 1 juta. Tarif ini hanya menemani tamu untuk nyanyi-nyanyi atau minum-minum. Belum termasuk sex service.

Jika pejabat tadi doyan perempuan, usai acara clubbing ini si purel tadi bisa diajak check in ke hotel. Tentu saja setelah ada kesepakatan diantara keduanya. Jika dibawa ke hotel, tarifnya bisa tambah mahal. Si purel tadi mintanya antara Rp 1 juta – Rp 1,5 juta. Tarif ini juga berlaku untuk pekerja seks komersial (PSK) kelas atas di Surabaya. Pejabat tersebut juga harus memberi tips sekitar Rp 500 ribu.

Jika jadi check in ke hotel, jelas harus mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk si pejabat tadi, untuk biaya kamar hotel. Di Surabaya, hotel berbintang yang kerap dijadikan tempat check in adalah Hotel V3 dan Oval. 

Di Hotel Oval tarif kamar di kisaran Rp 500 ribu-Rp 850 ribu per malam. Sedang Hotel V3 di kisaran Rp 275 ribu-Rp 400 ribu. Menariknya, dua hotel ini milik Setiadji Yudho, pelopor hotel short time di Surabaya.

Jika ditotal, untuk mengentertain pejabat di tempat hiburan dan layanan perempuannya, membutuhkan dana sedikitnya di kisaran Rp 9,5 juta hingga – Rp 12 juta. Ini hanya semalam. Belum termasuk jika pejabat tadi minta paket liburan atau lainnya.

Biaya itu juga hanya untuk seorang pejabat. Padahal, biasanya si pejabat tadi tidak datang sendirian. Tapi mengajak sejumlah stafnya. “Jarang banget sendirian. Pasti ngajak 2 atau 3 rekannya atau stafnya,” beber sebuah sumber. (TIM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar