Rabu, 04 Juli 2012

KPK Tanyai Anas Soal Kepemilikan Mobil Mewah

MEDIA PUBLIK - Jakarta. Pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya, membenarkan kliennya mendapat banyak pertanyaan dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Rabu, 4 Juli 2012. Salah satu pertanyaan tersebut mengenai kepemilikan mobil Anas.

"Ya soal kepemilikan mobil. Intinya ditanya soal semuanya," kata Firman di kantor KPK. Namun Firman enggan membeberkan penjelasan kliennya mengenai kepemilikan mobil tersebut. Dia hanya mengatakan, "Semuanya sudah dijelaskan kepada penyidik KPK."

Ihwal kepemilikan mobil, kolega Anas, Muhammad Nazaruddin, membeberkan muasal beberapa mobil Anas. Menurut mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu, satu unit mobil Anas, Toyota Harrier, berasal dari pemberian PT Adhi Karya. Dalam persidangan kasus suap Wisma Atlet, terungkap bahwa Anas juga menerima tiga unit mobil berupa Toyota Alphard, Camry, dan Harrier dari Permai Grup. Versi Nazar, grup permai adalah perusahaan milik Anas dan dia.

Anas pernah ditanya ihwal pemberian mobil dari Adhi Karya tersebut. Jawaban dia singkat, "Ada-ada saja sampaian ini." Dia menjawab hal itu seusai diperiksa oleh KPK pada 27 Juni lalu dalam pengusutan proyek pembangunan pusat olahraga di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. 

Firman yang dikonfirmasi membantah semua keterangan Nazar tersebut. Namun dia membenarkan jika kliennya dikonfirmasi oleh penyidik seputar kepemilikan mobil tersebut, termasuk Toyota Harrier. 

Dia membenarkan bahwa dalam Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor yang diperlihatkan penyidik bertuliskan nama Anas. Namun dokumen itu dianggapnya keliru. "Alamatnya disebut di Jakarta Selatan, padahal alamat Anas di Jakarta Timur," kata Firman.

Karena itu, kata dia, pihaknya akan menempuh langkah hukum karena ada beberapa dokumen yang tidak benar. "Proses hukum masih berlangsung, kami lihat saja nanti," katanya menambahkan, "jelas, akan ada upaya hukum yang kami lakukan."

Di samping dokumen kepemilikan mobil, kata Firman, dokumen perusahaan PT Anugrah Nusantara juga bakal dipersoalkan. Sebab Nazar menyebut nama Anas pernah tercatat sebagai pemilik saham PT Anugrah. Padahal pada dokumen yang dipegang oleh Firman, nama Anas sama sekali tidak ada. "Ini dokumen dari 2006-2011," kata Firman sambil membacakan dokumen tersebut.

Versi Nazar, Anas tercatat sebagai pemegang saham Anugrah pada 2007. Anas, kata Nazar, membeli saham miliknya sebesar 30 persen di PT Anugerah. Nazar kala itu memiliki 50 persen saham di Anugrah. Namun versi Nazar ini dibantah oleh Firman. 

Adhi Karya beberapa kali enggan menanggapi kasus ini. Pada 7 Juni 2012, Direktur Utama Adhi Karya, Kismodarmawan, hanya tersenyum tanpa memberikan penjelasan sedikit pun ketika ditanya wartawan soal Hambalang. Sedangkan, mantan Direktur Utama PT Adhi Karya Bambang Triwibowo belum membuka mulut soal kasus Hambalang.(tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar