Sabtu, 16 Februari 2013

Jangan Gadaikan Negaraku!!!



 


  Oleh : ANDI NURDIN, SH (Advokasi LEKEM KALIMANTAN)



         Rumah bersama yang telah di bangun oleh para domba, setelah mereka mengusir penjajahan yang dilakukan oleh beberapa srigala, cukup melelahkan. Setelah dengan susah payah mereka mencari landasan yang pas untuk landasan dasar rumah tangga negara yang bisa menampung semua aspirasi dan dapat dijadikan cita-cita bersama.


            Walaupun sebenarnya landasan itu memang dapat dijadikan cita-cita bersama serta dapat dijadikan sebagai “azas kesatuan” di negara ini, negara para domba yang mereka namakan negara “domba mandiri”. Dimana politiknya tidak memihak Timur dan tidak memihak Barat. Tergantung situasi dan keadaan dunia Internasional saat itu. Hanya tiga sila, sila pertama, mengenai Ketuhanan. Sila kedua mengenai Kebinatangan. Ketiga masalah persatuan.Hanya sayangnya ketika dalam realitanya sering juga penguasa domba “domba mandiri” tidak mengikut sertakan rakyat domba untuk mengambil keputusan, yang berhubungan dengan sahabat negara dan situasi di dalam pendukungan untuk membolehkan apakah PSS boleh menggencet sebuah negara domba. Dengan alibi kesepakatan Internasional hukum rimba. Termasuk juga pengambilan keputusan di dalam pengambilan komplik di Timur Tengah(mengenai domba Palestina dan domba fir’aun Mesir).

            Telah diceritakan jika sebenarnya PSS (Perserikatan Srigala srigala), telah memenangkan perangnya terhadap sekelompok domba di Afrika yang dianggap telah melanggar hukum Internasional. Padahal sebenarnya kelompok domba yang kalah perang tersebut, hanya disiasati oleh PSS. Bahwa mereka adalah sekelompok srigala yang masuk ke negara para domba hanya untuk melihat apakah tuduhan mereka bahwa domba Afrika memang benar-benar menggunakan senjata kimia, untuk menaklukkan daerah kekuasaan mereka, yang tentunya akan banyak mengorbankan penduduk sipil. Ternyata setelah PSS memasuki daerah domba Afrika tersebut mereka berbalik untuk menghancurkan negara domba Afrika. Akhirnya domba Afrika tidak berkutik, karena peralatan perangnya memang kalah canggih dengan PSS.

            PSS ingin meluaskan pengaruhnya untuk mendapat dukungan Internasional hukum rimba, tentang keinginannya untuk melarang negara domba yang menggunakan “reaktor nuklir” untuk dijadikan alat senjata yang bisa memusnahkan banyak manusia. Anehnya ada negara domba yang mencoba untuk menentang keinginan untuk melarang itu yang ditentang oleh kelompok domba yang penguasanya banyak berwajah “singa”. Mereka menamakan dirinya negara “domba yang berhati singa”. Memang sejarahnya domba –domba penguasa mereka ada yang mempunyai keturunan singa, di masa yang lalu. Hanya saja terlalu merakyat sehingga, bentuk tubuhnya memudar  yang tertinggal hanyalah sifatnya yang seperti singa.

            PSS sebenarnya keder juga dengan negara “domba yang berhati singa”. Pengalaman mereka untuk menteror dan menjatuhkan negara “domba yang berhati singa” sering kali tidak menjadi kenyataan, bahkan mengalami kekalahan.

            Tetapi mereka PSS mempunyai strategi dan taktik lain. Yaitu dengan mempengaruhi dunia Internasional hukum rimba untuk bisa menjatuhkan negara”domba yang berhati singa” dijatuhkan berdasarkan “kesepakatan bersama”.

              Untuk itu sampailah keinginan itu untuk mendatangi negara domba “domba mandiri”. PSS merayu dengan sekuat tenaga, dan akan mengguyurkan dana seperti hujan yang deras ke negara “domba mandiri”. Pada awalnya President “domba mandiri” tidak sepakat. Tetapi ternyata DPR “domba mandiri” yang di mana ada partai politik banyak memenangkan suara pemilu dan cukup berpengaruh untuk meloby president, ternyata akhirnya president “domba mandiri” setuju saja. Asalkan disetujui oleh DPR “domba mandiri”. 

            Hanya saja kerja “keamanan dan pertahanan” yang diajarkan PSS haruslah mengikuti apa yang di intruksikan oleh PSS. Jangan membantah. Karena negara “domba mandiri” harus ingat dan sekali lagi harus ingat dan benar-benar “sesuai dengan perjanjian” bahwa selama ini PSS sudah cukup banyak memberikan “pinjaman”dana bahkan ada yang hanya diberikan cuma-cuma kepada negara “domba mandiri.””Ingat itu!!!”

            Kita kata PSS harus memerangi “ideologi” domba timur tengah” dan jadikan saja rekayasa dan kerja sama dengan semua pers dan elektronika berita dan semua pendukung keamanan dan pelaksana tegaknya hukum. Bikin saja semuanya, dengan kemampuan sutradara kami yang akan kami kirimkan dari negara kami. Ingat bila kalian merasa kekurangan uang SMS saja kami negara-negara di dalam perserikatan PSS. Kami akan turunkan dana berapapun kalian minta. Asalkan saja “ideologi”domba timur tengah akan hancur dan tidak ada lagi ideologi yang menandingi kami. Penguasa perdagangan.

            Para rakyat domba “negara mandiri”sering mengirim SMS pada perwakilan mereka di DPR pusat maupun DPR daerah jika mereka jangan ditinggalkan jika membuat keputusan yang berhubungan dengan “prinsip agama” dan “keyakinan”.Bahkan president juga mereka SMS, bahwa mereka seperti “tidak aman” berada di negara “domba mandiri”. Di mana kah kesalahannya???

            Apalagi banyak keluhan di pesantren anak-anak domba “negara mandiri” jika mereka harus tanda tangan dan sidik jari untuk meyakinkan bahwa mereka adalah orang yang jujur dan tidak mengganggu negara  untuk berkawan dengan PSS. Bagaimanakah bisa terjadi negara kita, bisa dikuasai oleh negara lain di dalam program-programnya? Mengapa pula negara kita penguasanya begitu yakin jika rakyat-rakyatnya akan akan menjadi pemberontak kepada negara yang berdaulat. 

            Semuanya hanya mungkin jika para penguasa domba itu, mencoba untuk menekan rakyatnya untuk melakukan tindakan tertentu.Demi untuk melaksanakan sebuah keadaan demi untuk menyenangkan dan meyakinkan “mitranya”, dengan dalih “kesepakatan negara”. Padahal kita rakyat domba tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan dan mereka sepakati untuk membawa negara ini berlayar ke lautan samudera globalisasi?

            Negara domba “domba mandiri”ini akan mereka para penguasanya jual dengan murah kepada penjarah rimba raya. Serta mereka akan meminta kita rakyatnya untuk membayar utang-utang mereka yang pernah berkuasa, atau setidak-tidaknya meminta pertanggung jawaban kita rakyatnya. Ke mana dan di mana generasi rakyat kita di masa depan?

            Nampaknya generasi kita sudah mati. Karena tidak akan mempunyai kemampuan untuk melawan keadaan ini. Negara “domba mandiri” telah hancur dan kalah sebelum perang, karena ulah para penguasanya. ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar