Jumat, 12 Oktober 2012

Waspada, Kalimantan Pintu Masuk Peredaran Narkoba

Waspada, Kalimantan Pintu Masuk Peredaran Narkoba
Headline
Berita Media Publik - Pontianak. Kalimantan Barat sepertinya masih sulit terlepas dari ancaman peredaran narkoba. Upaya penyelundupan barang haram itu terus berlangsung. Jika sebelumnya sindikat internasional Mr Lau warga asal Malaysia menjadikan Kalbar target pemasaran. Kini jaringan nasional dari Jakarta turut melakukan hal serupa.

"Peningkatan pengawasan pintu masuk Kalbar menjadi prioritas pengamanan, baik di bandara, pelabuhan, maupun pos lintas perbatasan," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Kalbar Kombes Pol Ahmad Alwi, kemarin di Pontianak.

Menurut dia, dibutuhkan upaya bersama dalam pemberantasan peredaran narkoba. Mengingat Kalbar, berbatasan langsung dengan negara tetangga. Maka diperlukan pengawasan ekstra ketat. Terlebih Kalbar kini juga menjadi tujuan pemasaran narkotika jaringan nasional berdasarkan pengungkapan beberapa kasus terakhir.

"Kita sudah kerjasama dengan instansi terkait namun nyatanya masih ada saja barang yang masuk, inikan sifat barangnya kecil dan narkoba itu tidak bisa dideteksi dengan alat," ungkap Alwi.

Karena itu, lanjut dia, banyak terungkap kasus narkotika masuk ke Kota Pontianak melewati jalur resmi. Seperti penangkapan kurir pembawa satu kilogram sabu yang mengambil paket kiriman dari Jakarta di salah satu jasa ekspedisi di jalan Tanjungpura Pontianak. Dan kasus terakhir, penggerebekan bandar jaringan narkoba Jakarta di Pontianak Timur.

"Kita prioritaskan pengungkapan, namun kita juga selalu menjalin kerjasama dengan BNN terkait upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika," jelasnya.

Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar menambahkan, sejauh ini peralatan untuk mengawasi arus barang di semua pintu masuk Kalbar memang masih minim. Meski wilayah Kalbar secara geografis sangat terbuka dan berpotensi menjadi jalur penyelundupan narkotika. Sebab selain border resmi perbatasan, terdapat pula akses jalan tikus yang dapat menghubungkan antar kedua negara.

“Kita memang ada menempatkan petugas di pintu masuk seperti pelabuhan laut, bandara, dan perbatasan. Tetapi tidak mempunyai alat khusus buat memeriksa barang yang masuk, terutama mendeteksi narkotika,” katanya.

Menurut dia, pengungkapan masih mengandalkan informasi masyarakat dan penyelidikan sendiri. Mengingat belum didukung peralatan canggih yang dapat mendeteksi narkotika. Maka koordinasi dengan instansi terkait terus diintensifkan. Mencegah pintu masuk menjadi jalur penyelundupan narkotika. Sekaligus mengharap dukungan penuh masyarakat, secara bersama memerangi narkotika.

“Kita selalu mengharapkan peran serta masyarakat agar menginformasikan jika menemukan adanya indikasi peredaran narkoba di lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat ditindaklanjuti aparat, sedangkan identitas warga yang menyampaikan informasi dijamin kerahasiaannya,” kata Mukson.

Ia menyatakan, berbagai langkah diambil dalam melawan kejahatan narkotika. Termasuk mengupayakan pencegahan dini. Memberikan pemahaman tentang bahaya narkotika. Sehingga timbul kesadaran bersama agar tidak menyentuh apalagi menggunakan narkotika.

“Berbagai upaya terus kita lakukan baik yang bersifat preempentif, preventif dan penegakkan hukum,” jelas Mukson. [mar]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar