MEDIA PUBLIK - BANJARBARU.
Krisis ekonomi dunia ternyata mulai menggoyang operasional PT Galuh
Cempaka (GC). Perusahaan tambang intan yang digerakkan oleh investor
asing berkelas internasional (grup GEM Diamonds) ini bakal menerapkan
kebijakan efisiensi ketat.
Salah satu langkah yang bakal
diterapkan merampingkan jumlah karyawan yang saat ini mencapai sekitar
500-an orang. Khabar pengerempengan inipun telah meluas dan cukup
membuat was-was karyawan setempat. Mereka sangat khawatir bakal
dirumahkan apalagi sampai terkena tindakan PHK.
Padahal, baru
saja perusahaan ini dapat bernafas lega. Sejak September lalu PT GC
kembali diperbolehkan beroperasi sejak pembekuan operasional produksi
oleh Gubernur Kalsel Rudy Ariffin pada 3 April 2008 lalu yang tertuang
dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 660/198-wasdal/Bapedalda/2008.
Alasan
pembekuan operasional kala itu terkait pengelolaan limbah yang tak
sesuai standar sehingga menimbulkan pencemaran air di lingkungan
sekitarnya.
Kini, setelah masalah pengelolaan limbah dituntaskan
dan PT GC kembali diperbolehkan beroperasi, malah giliran krisis
ekonomi dunia yang turut berimbas menggoyang operasionalnya.
Khabar
yang mencuat tak hanya pengerempengan karyawan, PT GC malah diisukan
akan tutup akibat sejumlah perusahaan group GEM Diamond di Afrika
Selatan yang mengalami keterpurukan akibat krisis dunia.
Kabar goyangnya PT Galuh Cempaka (GC) sudah beredar ditelenga mas media, termasuk wartawan Media Publik Gusti Rizali Noor.
"Kami
memang ada mendengar segelintingan kabar bahwa PT Galuh Cempaka (GC) akan tutup dari masyarakat
sekitar perusahaan maupun dari karyawannya. Malah Desember ini.
Informasinya karena grup perusahaan di Afrika mengalami kebangkrutan.
Tapi silakan konfirmasi langsung ke pihak perusahaan bersangkutan,"ucap
Hegar.
Tapi khabar PT GC akan tutup dibantah oleh PT GC
melalui perwakilannya legal konsultan FA Abby SH sendiri. "Isunya memang seperti
itu, tapi PT Galuh Cempaka tidak tutup. Memang, kebijakan manajeman
arahnya efesiensi ketat mengatasi dampak krisis ekonomi global. Salah
satunya mungkin pengurangan jumlah karyawan. Tapi mudahan saja keadaan
segera membaik sehingga itu tak perlu terjadi," jelas Abby tanpa merinci
berapa jumlah karyawan yang bakal dikurangi.
Informasinya,
rencana pengerempengan karyawan ini kemungkinan terjadi pada Desember
atau Januari mendatang. Sebagian karyawan akan dirumahkan sementara
waktu sampai menunggu perkembangan membaik. Apabila keadaan perusahaan
semakin berat, tidak menutup kemungkinan terjadi PHK.
Suri (30)
warga Palam, karyawan kontrak yang sekitar dua tahun bekerja di di PT
GC, mengaku sangat khawatir dengan khabar pengerempengan karyawan. Ia
menerima khabar sedikitnya ada 70 karyawan yang akan diberhentikan.
"Kami
sudah mendengar khabar itu akhir-akhir. Malah ada yang mengatakan
perusahaan hendak ditutup. Kalau ditutup, saya rasa tidak. Tapi yang
kuat dan yang kami takuti itu malah pengerempengan karyawan,"aku Suri.
Menurut
pengamatannya, aktivitas perusahaan masih berjalan normal. Alat-alat
berat tetap beroperasi. Tidak ada tanda-tanda akan tutup secara total.
Suri
dan juga teman-temannya mengaku dibayangi rasa was-was kalau kena imbas
pengerempengan. Selama ini Suri mendapatkan penghasilan pokok sekitar
Rp 1 juta. Bila diberhentikan, praktis Suri kebingungan mencari
penghasilan untuk keluarganya.
Padahal Suri yang sudah hidup
berumah tangga ini memiliki tangguan seorang anak yang masih kecil.
"Mudahan saja perusahaan tetap bertahan dan tidak mengurangi jumlah
karyawan yang ada. Malah kalau bisa memperluas lapangan kerja dari
tenaga lokal masyarakat sekitar,"harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar