Minggu, 23 September 2012

Empat Sekawan


Oleh:Andi Nurdin.SH.

   Ada empat sekawan yang bersama di hutan rimba.Yang pertama bernama Alif, dan yang kedua bernama Laila, yang ketiga bernama Lahola dan yang ke empat bernama Hamdi.Mereka tersesat di hutan rimba belantara,dan mereka saling tolong menolong untuk bisa keluar hutan rimba tersebut.

   “Aku adalah ibarat tulang punggung,” kata Alif. Yang kemudian melanjutkan penjelasannya,” Aku adalah angka satu, yang dengan angka satu tersebut,aku kemudian melahirkan angka dua, tiga empat sampai angka sepuluh. Itu jika aku sebagai angka, di mana deret hitungnya ke kanan”. Dia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan ajarannya.”Bahwa kemudian jika aku menuju ke kiri, maka aku adalah huruf, yang kemudian dengan itu aku kemudian melahirkan huruf Ba, dengan titik di bawahnya.Kemudian aku melahirkan titik dua di atas perahu, yang dikenal dengan titik Ta.Yang kemudian aku dengan tiga titik di atas perahu, melahirkan huruf Tsa.”

   “Sebenarnya aku adalah awal dan akhir, karena itu jika kita ingin keluar dari hutan belantara ini,cobalah ingat pesanku, ingatlah aku di dalam setiap keadaan, di mana sesungguhnya angka satu,adalah aku, dan juga huruf awal di dalam bahasa Arab adalah aku”.

   “Memang benar kakanda”, kata Laila, seorang gadis cantik, yang ternyata adalah adik pemuda yang bernama Alif. Dia kemudian meneruskan kata katanya untuk memberikan keyakinan pada saudara saudaranya.”Aku adalah Laila,jika mereka mengenal aku di waktu sahur,mereka akan tahu jika aku, adalah lambang keindahan. Tanpa aku mereka tidak mampu untuk meningkatkan derajat mereka di sisi Tuhan.Karena di saat akulah Al Qur’an diturunkan.Di saat aku juga,mereka melakukan komunikasi pada “sang Raja” di alam semesta. Karena memang aku diciptakan untuk menyediakan suatu “ruang”untuk para hamba yang ingin meningkatkan derajatnya pada “sang Raja”. Mereka yang meminta ampun, dan mereka yang meinta pertolongan.Mereka haruslah mengenal aku.Aku adalah sang malam.Di mana malam ada keindahan,bulan purnama dan bintang gemintang.pada maalam hari pula Muhammad SAW, melakukan Isra dan Mi’raj kelangit yang tinggi”.

   Mendengarkan mbak ayunya menjelaskan tentang dirinya,pemuda yang ketiga yang bernama Lahola, kemudian juga melanjutkan tentang dirinya. “Bahwa diriku adalah “semangat” yang menyebabkan seseorang berani untuk menjadi “syuhada.” Seseorang harus mengkaji tentang dirinya,yang menyebabkan gunung berapi dan meletusnya gunung dan ombak laut yang disebut dengan tsunami. Tanpa aku dunia hanyalah hampa,karena semua aliran bela diri adalah “akulah gurunya”.karena aku adalah yang akan mengajarkan arti “sang Perkasa” dan “sang Menang”.Tanpa aku ilmu mereka hanyalah sementara yang artinya mereka belum mencapat tingkatanku”.

   Adiknya yang bernama Hamdi, kemudian melnjutkan, “Jika semua yang kakanda katakan dan jelaskan,bahwa kemudian semuanya itu pada akhirnya sampai akan kepadaku.Karena aku adalah penyelesaian atau kesempurnaan. Aku adalah amal kebajikan, yang merupakan perpaduan semua yang kakanda ajarkan.Aku adalah “sang Pemikir” dan “”sang Analisa”.Tanpa aku semuanya hanyalah sia sia”.
   Setelah perkataan pemuda yang terakhir,mereka berempat berada ditepi laut dan dilereng gunung. Mereka terus berjalan untuk mengarungi kehidupan ini.Tanpa batas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar