NARKOBA
:
Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Menurut
UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya
dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang
berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan
pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein.
PSIKOTROPIKA :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika
terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya
dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
ZAT ADIKTIF LAINNYA :
Yang
termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1.
Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari –
hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3
golongan minuman beralkohol :
a. Golongan
A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker)
2.
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3.
Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan
efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi
3 golongan :
1. Golongan
Depresan ( Downer ). Adalah
jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak
sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative (
penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan
Stimulan ( Upper ). Adalah
jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:
Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan
Halusinogen. Adalah
jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).
II. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di
dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda
alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda
semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda
sintetik : Metadon.
Nama
jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin
yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih
keabuan.
Dihasilkan
dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan
putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik
mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon
adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat
kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi
dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin
menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan
kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi.
Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya
menjadi musuh.
2. KOKAIN :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek
pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah
percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal
dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara
penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Efek
rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa
gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.
4. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya
ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
Ada
2 jenis Amphetamine :
a. MDMA (
methylene dioxy methamphetamine )Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara
pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau
dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).
5. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama
jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk
: biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat
perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.
Cara
penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60
menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek
rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang
sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya
paranoid.
6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :
Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya
digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang
kurang mampu.
Efek
yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN
Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan
adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga
tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi ), apabila
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal symptom ).
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung
memberontak
b. Memiliki
gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku
yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang
percaya diri
e. Mudah
kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung,
pemalu, pendiam
g. Merasa
bosan dan jenuh
h. Keinginan
untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan
untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas
diri kabur
k. Kemampuan
komunikasi yang rendah
l. Putus
sekolah
m. Kurang
menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi
orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan
kurang harmonis
c. Orang
tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang
tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang
tua otoriter
f. Kurangnya
orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya
kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang
disiplin
b. Sekolah terletak
dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan
positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :
a. Berteman dengan penyalahguna
b.
Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
a. Lemahnya
penegak hukumb. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor
– faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas, semakin
besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
#
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :
1. Perubahan Fisik :
- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
–
Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
–
Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
–
Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku :
- Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
–
Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
–
Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
–
Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan
anggota keluarga yang lain.
–
Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
–
Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
– Sering bersikap emosional, mudah
tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh
rahasia.
PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA
NAPZA
berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
1.
Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :a. Otak dan susunan saraf pusat :
– gangguan daya ingat
– gangguan perhatian / konsentrasi
– gangguan bertindak rasional
– gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
– gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
– gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ). pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
e.
Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para
pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan
hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit
Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna
NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka
penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui
jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan
dari ibu ke janin.
f.
Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g.
Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h.
Komplikasi pada kehamilan :
– Ibu :
anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.– Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
– Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
Sementara
Peter Dantoski dari Lingkar Ganja Nusantara kembali menyerukan pentingnya mempelajari
sejarah Nusantara. Dengan mempelajari budaya masyarakat Nusantara sebelum masa
kolonial, masyarakat dapat mengetahui bahwa penggunaan zat psikoaktif seperti
yang terdapat dalam tanaman kecubung, jamur psilosibin dan ganja telah ratusan
tahun dilakukan tanpa adanya kriminalisasi.Pemanfaatan tanaman yang mengandung
senyawa psikoaktif terjadi secara wajar dan tidak menimbulkan gejolak di
masyarakat. Masyarakat menggunakan zat-zat psikoaktif untuk ritual keagamaan,
pengobatan, serta rekreasi.
Menurut
Peter, Indonesia telah dikerdilkan dengan adanya pembatasan memori kolektif
bangsa dengan mempelajari sejarah yang dimulai hanya pada masa pasca
kemerdekaan. Masyarakat hanya mengingat kampanye hitam yang disebarluaskan
untuk mengkriminalkan zat-zat psikoaktif dalam tanaman pasca Indonesia
meratifikasi Konvensi Tunggal PBB tentang Narkotika 1961.
Kebijakan
kriminalisasi napza berujung pada meledaknya tingkat pemenjaraan di Indonesia.
Hal ini dipaparkan oleh Mitro Subroto dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Menurut Subroto, 75,75% Lapas/Rutan di Indonesia mengalami masalah
overpopulasi. Karenanya, kebijakan alternatif pemenjaraan dalam penangananan
masalah napza diharapkan dapat mengurangi beban institusi pemasyarakatan.(YS)
Hiv
Nafza
Kesehatan reproduksi
Cara penanganan perkawinan usia muda
HIV/
AIDS
Sementara
Peter Dantoski dari Lingkar Ganja Nusantara kembali menyerukan pentingnya
mempelajari sejarah Nusantara. Dengan mempelajari budaya masyarakat Nusantara
sebelum masa kolonial, masyarakat dapat mengetahui bahwa penggunaan zat
psikoaktif seperti yang terdapat dalam tanaman kecubung, jamur psilosibin dan
ganja telah ratusan tahun dilakukan tanpa adanya kriminalisasi.Pemanfaatan
tanaman yang mengandung senyawa psikoaktif terjadi secara wajar dan tidak
menimbulkan gejolak di masyarakat. Masyarakat menggunakan zat-zat psikoaktif
untuk ritual keagamaan, pengobatan, serta rekreasi.
Menurut
Peter, Indonesia telah dikerdilkan dengan adanya pembatasan memori kolektif
bangsa dengan mempelajari sejarah yang dimulai hanya pada masa pasca
kemerdekaan. Masyarakat hanya mengingat kampanye hitam yang disebarluaskan
untuk mengkriminalkan zat-zat psikoaktif dalam tanaman pasca Indonesia
meratifikasi Konvensi Tunggal PBB tentang Narkotika 1961.
Kebijakan
kriminalisasi napza berujung pada meledaknya tingkat pemenjaraan di Indonesia.
Hal ini dipaparkan oleh Mitro Subroto dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Menurut Subroto, 75,75% Lapas/Rutan di Indonesia mengalami masalah
overpopulasi. Karenanya, kebijakan alternatif pemenjaraan dalam penangananan
masalah napza diharapkan dapat mengurangi beban institusi pemasyarakatan.
B. HIV & AIDS
Human
Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama untuk
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia
virus ini terus bertambah banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh
tidak sanggup lagi melawan virus yang masuk.
Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi
virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh
kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke
dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan
menjadi bahaya bagi tubuh.
Struktur HIV
C.
Asal Muasal HIV/AIDS
AIDS
pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketikaCenter for disease
Control Prevention A.S mencatat adanya Pneumonia Pneumosistis (sekarang masih
diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumosystis
Jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Tiga
dari infeksi HIV awal yang diketahui adalah:
1. Sampel plasma diambil tahun 1959 dari laki-laki dewasa yang
tinggal di Kinshasa, kini merupakan bagian dari Republik Demokratik Congo.
2. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Robert. R, seorang remaja
Afrika-Amerika berusia 15 tahun yang meninggal di St. Louis tahun 1969.
3. HIV ditemukan pada sampel jaringan dari Arvid Noe, pelaut Norwegia
yang meninggal sekitar tahun 1976.
Dua
spesies HIV menginfeksi manusia: HIV 1 dan HIV2. HIV-1 lebih mematikan dan
lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV
di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika
Barat, Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari Primata. Asal HIV-1 berasal dari
Simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di
Kameroen selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Manggabey (Cercocebus atys),
monyet dari Guineau Bissau, Gabon, dan Kameron.
D. Penularan HIV
HIV hidup disemua cairan tubuh
tetapi hanya bisa menular melalui cairan tubuh tertentu, yaitu:
1.
1. Darah
2.
2. Air
Mani
3.
3. Cairan
vagina
4.
Air susu Ibu (ASI)
Selain itu, AIDS dapat menular
dengan cara sebagai berikut:
1.
melakukan hubungan seksual
dengan seseorang yang mengidap HIV
2.
Transfusi darah yang mengandung
virus HIV
3.
Melalui alat suntik, akupuntur,
tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap virus AIDS
4.
Hubungan pranatal, yaitu
pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang
dikandungnya.
E. HIV Tidak Menular
1.
Bersentuhan
2.
Berciuman, bersalaman dan
berpelukan
3.
Penggunaan peralatan makan dan
minum yang sama
4.
Penggunaan kamar mandi atau
jamban yang sama
5.
Kolam renang
6.
Gigitan nyamuk
7.
Tinggal semuah
8.
Duduk bersama dalam ruangan tertutup
F. Perjalanan penyakin HIV/AIDS
1.
Fase Pertama
Fase dimana tubuh sudah
terinfeksi HIV, gejala dan tanda belum terluhat jelas, kadang kala timbul dalam
bentuk influenza, tetapi sudah dapat menulari orang lain. Fase ini dikeal
dengan periode jendela (window period)
1.
Fase Kedua
Berlangsung sampai 2-10 tahun
setelah terinfeksi HIV. Hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi belum
menunjukkan gejala-gejala sakit. Orang ini dapat menularkan HIV kepada orang
lain.
1.
Fase Ketiga
Mulai muncul gejala-gejala
penyakit terkait dengan HIV seperti,
1.
Keringat dingin berlebihan pada
waktu malam
2.
Diare terus menerus
3.
Perkembangan kelenjar getah
bening
4.
Flu tidak sembuh-sembuh
5.
Nafsu makan berkurang
6.
Berat badan terus menurun ,
yaitu 100% dari berat badan awal waktu 1 bulan
7.
Fase Keempat
Pada fase ini kekebalan tubuh
berkurang dan timbul penyakit tertentu yang disebut infeksi oportunistik
sepeti:
1.
Kanker kulit yang disebut
dengan sarcoma kaporsi
2.
Infeksi paru-paru (TBC)
3.
Infeksi usus yang menyebabkan
diare terus-menerus
4.
Infeksi otak yang menyebabkan
kekacauan mental, sakit kepala, dan sariawan.
5.
Penurunan berat badan lebih
dari 100%
Fase ketiga dan keempat disebut
dengan fase AIDS
G. Gejala-Gejala AIDS
Sejak pertama seseorang
terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi
orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat,
aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3
bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
1.
Berat badan turun dengan
drastis.
2.
Demam yang berkepanjangan(lebih
dari 38 0C)
3.
Pembesaran kelenjar (dileher),
diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.
Mencret atau diare yang
berkepanjangan.
5.
Timbulnya bercak-bercak merah
kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.
Sesak nafas dan batuk yang
berkepanjangan.
7.
Sariawan yang tidak
sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala
yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir
dengan kematian.
H. Alur HIV Menyerang Sistem
Kekebalan Tubuh
Tubuh mempunyai system
kekebalan yang bertugas untuk melindungi kita dari penyakit apapun yang
menyerang kita dari luar. Anti bodi adalah protein yang dibuat oleh sisitem
kekebalan tubuh ketika banda asing masuk ke tubuh manusia. Bersama dengan bagian
system kekebalan tubuh yang lain, antibody bekerja untuk menghancurkan berbagai
penyebab penyakit, yaitu bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
Sistem kekebalan tubuh kita
membuat antibody yang berbeda-beda sesuai dengan kuman yang dilawannya. Ada
antibody khusus untuk semua penyakit, termaksud HIV. Anti body khusus HIV
inilah yang terdeteksi keberadaanya ketika hasil tes HIV kita dinyatakan
reaktif (positif).
Salah satu jenis antibody yang
berbeda pada sel darah putih adalah CD4. Fungsinya seperti saklar yang
menghidupkan dan memadamkan kegiatan system kekebalan tubuh, tergantung ada
tidaknya kuman yang dilawan.
HIV yang masuk kedalam tubuh
menularkan sel CD4, ‘membajak’ sel tersebut, dan kemudia menjadikannya ‘pabrik’
yang membuat miliaran virus baru. Ketika proses tersebut selesai, partikel HIV
yang baru meninggalkan sel dan masuk ke sel CD4 yang lain. Sel yang
ditinggalkan menjadikannya rusak dan mati. Jika sel-sel ini hancur atau
jumlahnya berkurang, maka system kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk
melindungi tubuh kita dari serangan penyakit. Keadaan ini membut kita mudah
terserang berbagai penyakit.
Jumlah sel CD4 dapat dihitung
melalui tes darah khusus. Jumlah normal pada orang sehat berkisar antara 500
sampai 1000. Setelah kita terinfeksi HIV, jumlah ini biasanya turun terus. Jadi
kadar ini mencerminkan kesehatan system kekebalan tubuh kita, semakin rendah,
semakin rendah system kekebalan tubuh. Jika jumlah CD4 turun di bawah 200, ini
menunjukkan bahwa system kekebalah tubuh kita sudah cukup rusak sehingga
infeksi oportunistik dapat menyerang tubuh kita. Ini berarti kita sudah sampia
pada fase AIDS. Kita dapat mempertahankan system kekebalan tubuh kita agar
tetap baik dengan memakai obat antiretroviral.
Untuk sementara ini, sarana tes
CD4 tidak tersedia luas di Indonesia, dan biaya tesnya mahal. Karena sel CD4
adalah anggota golongan sel darah putih yang disebut limfosit, jumlah limfosit
total juga dapat memeberi gambaran tentang kesehatan system kekebalan tubuh.
Tes ini, yang biasa disebut sebagai total lymphocyte atau TLC, harganya lebih
murah dan dapat dilaksanakan hamper disemua laboratorium.
Seperti jumlah CD4 , semakin
rusak system kekebalan, semakin rendah TLC. Pada orang sehat, TLC normal adalah
kurang-lebih 2000. Jumlah TLC 1200, ada fase dimana gejala-gejala penyakit
muncul dapat dikatakan dengan CD4 sejumlah 200.
I. Misteri Pendemi HIV/AIDS Di
dunia
WHO ( World Healty
Organisation)
WHO melaporkan bahwa sejak
pertengahan 1995, jumlah komulatif penderita AIDS sebanyak 20 juta. 18,5 juta
orang dewasa dengan separuhnya adalah kaum wanita, dan 1,5 juta adalah
anak-anak. 50% dari penderita AIDS adalah kaum remaja /kaum muda dalam kelompok
berusia 15-24 tahun.
Sejak 1 Januari 1996 WHO
melaporkan jumlah penderita AIDS sebanyak 41 juta HIV/AIDS didunia. Dengan 35,4
juta remaja dan dewasa, 15,5 jutawanita, dan 5,6 juta anak-anak. Sedangkan
untuk tahun 2000 ini WHO memperkirakan jumlah HIV akan mencapai 30-40 juta dan
jumlah AIDS 12-18 juta.
Pendemi Hiv/Aids Regonal Asia
Tenggara
Pendemi HIV/AIDS regonal asia
tenggara pada tahun 1994 secara komulatif ditemukan 3745 AIDS, sedangkan sudah
diperkirakan lebih dari 2 jura dari 11 negara termasuk Indonesia, dan jumlah
tersebut akan menjadi 3,5 juta ditahun 1995.
Situasi AIDS Di Indonesia
Penyakit AIDS banyak ditemukan
diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi semakin erat, maka
penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia dan
banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal
itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.
Jumlah HIV/AIDS di Indonesia
sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan 108 AIDS, terdapat di
16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang, WNI sebanyak
304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user 4
orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan
umur, diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29
tahun yaitu 120 orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang
belum diketahui umurnya.
Dari 108 AIDS yang terbesar di
10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta terbanyak dengan 57 AIDS
dan 35 sudah meninggal.
Dari tahun ke tahun kasus HIV
maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya, bahkan hingga
September 2009 saja telah menembus angka 18.442 kasus di 300 kabupaten atau
kota dan 32 provinsi di Indonesia [data dari P2PL].
Rate kasus Aids secara nasional
sampai dengan 30 September adalah per 8,15 per 100 ribu penduduk (dengan
berdasarkan data BPS penduduk Indonesia sebesar 227.132.350 jiwa) dengan ODHA
yang meninggal tercatat 20,1 persen.
Kasus Aids tertinggi terdapat
di provinsi Papua (17,9 kali angka nasional), Bali (5,3 kali angka nasional),
DKI Jakarta (3,8 kali angka nasional), Kep. Riau (3,4 kali angka nasional),
Kalimantan Barat (2,2 kali angka nasional), Maluku (1,8 kali angka nasional),
Papua Barat (1,3 kali angka nasional), Kep. Bangka Belitung (1,4 kali angka
nasional), Riau (1,0 kali angka nasional), DI Yogyakarta dan Sulawesi Utara
(1,0 kali angka nasional) DI Yogyarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi
Utara (1,0 kali angka nasional) [data dari BPS dan P2PL].
Penularan AIDS di Indonesia
dikarenakan
1.
Meluasnya pelacuran
2.
Peningkatan hubungan seks pra
nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar nikah seperti melalui
pelacuran)
3.
Prevalensi penyakit menular
seksual yang tinggi
4.
Penggunaan jarum suntik yang
tidak steril
J. Pencegahan Penularan Aids
Ada beberapa poin penting untuk
pencegahan penyebaran dan penularan HIV/AIDS tersebut, diantaranya yaitu:
1.
Pencegahan yang utama adalah
melalui pendidikan Agama dan pendidikan seks yang benar
2.
Menghindari perilaku seks bebas
dan penyimpangan seksual
3.
Tidak mengkonsumsi narkoba
4.
penggunaan jarum suntik yang
steril
5.
pemantauan kaum lelaki di
lingkungan kerja serta perlindungan terhadap perempuan dan remaja putri
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
adalah virus yang
dapatmenyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus
yangmemasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukancara
infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA,yang
kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virusdan kemudian
melakukan replikasi.Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang
seldarah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalantubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.Virus HIV
menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV
baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi.
2.6Penyebaran Virus HIV Dalam Tubuh
Supaya terjadi infeksi, virus
harus masuk ke dalam sel dan materi genetikvirus dimasukkan ke dalam DNA sel
sehingga terjadi infeksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak pada akhirnya
menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virusyang baru. Partikel virus yang
baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
13Virus menempel pada limfosit
yang memiliki satu reseptor protein yangdisebut CD4, yang terdapat di selaput
bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel
CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit
T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur sel-sel lain pada sistemkekebalan.(misalnya
limfosit B, makrofag dan limfosit T stitostik), yangkesemuanya membantu menghancurkan
sel-sel ganas dan organisme asing.Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T
penolong, sehingga teradikelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya
terhadap infksi dan kanker.Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan
limfosit Tpenolong melalui 3tahap selama beberpa bulan atau tahun.
1.Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300
sel/mLdarah. Pada beberapa bulan
pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah selmenurun sebanyak 40-50%. Selama
bulan-bulan ini penderita bisamenularkan HIV kepada orang lain karena banyak
partikel virus yangterdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha melawan
virus, tetapitubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2.Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah
mencapaikadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan selCD4+
dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut.
Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendahmembantu
dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi menderitaAIDS.
3.1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+
biasanyamenurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah,
maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan
gangguan pada fungsi limfosit B. Limfosit Badalah limfosit yang menghasilkan
antibodi. Seringkali HIV meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan melawan HIV daninfeksi
lain ini banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada
AIDS.
KESEHATAN
ORGAN REPRODUKSI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organ Reproduksi
Manusia
Organ reproduksi merupakan penyusun
sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia dibedakan menjadi organ reproduksi
pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ
reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
1.Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pada pria dibedakan
menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ
reproduksi luar berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis,
saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.
a.Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan
sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga.
Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu
ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus
spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa.
2)Skrotum (kantong pelir)
Skrotum merupakan kulit terluar yang
melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot
polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur.
Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis
agar selalu stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu
tubuh).
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat untuk
memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih
rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam tubulus
seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi
menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin meliputi
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis merupakan saluran
berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang telah matang
disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens merupakan saluran
yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju vesikula
seminalis (kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi merupakan
saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi
untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran
reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin dari vesikula
seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma
mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan kelamin berguna untuk
mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan
cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut mengandung
kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar
bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.
Terjadinya spermatogenesis
melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang ketiganya terdapat
di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a) Sel induk
sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli
memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig
yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam
Hormon Reproduksi pada Pria
a. Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di
bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis sebagian depan
(anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.
b. Follicle Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang perkembangan tubulus
seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu pembentukan sperma.
c. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel-sel interstial (sel Leydig)
untuk menghasilkan hormone testosterone.
d. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang
berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum
lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria
seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar, pertambahan massa otot, dan
perubahan suara. Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap
penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan. Pada proses
spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
Spermatositogenesis
(spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis
yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis),
selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi
spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses
pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma
yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan
kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4)
Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel
sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak
dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria
bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik
otot saluran.
2. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas
organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan
labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
1)Vulva merupakan celah paling luar
dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva terdapat saluran urine dan
saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran kelamin terdapat
hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang
membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah
luar) dan labium minora (terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan
minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada
klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan
ujung saraf perasa.
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan saluran akhir
organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak
lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus
dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga besar yang
merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus menyempit
yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan
dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding
endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal ketika
terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi
merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut
infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum.
Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi
menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui oogenesis yang
terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak
di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan
ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk
dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara
mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua
oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase.
Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan,
ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut
badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit
sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada
saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel
berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub
sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga
diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi
(hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam
proses Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi
siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium.
Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan
LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium
sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang
korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang
ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen,
memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan
negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan
menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar
estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase
folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase
luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus. Oosit
sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan, lapisan
luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit sekunder
menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak
lebih cepat.
b. Menarik secara komotaksis
positif.
c. Mengumpulkan sperma di sekeliling
ovum.
c. Siklus Menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu
memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar
antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan,
maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa
menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan
mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin.
Menstruasi terdiri dari beberapa
siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi sangat dibutuhkan
khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan memahaminya, maka
dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi. Selain manusia,
beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet, gorilla dan siamang juga
mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada
wanita terjadi dalam rentang waktu 28 hari, namun tidak menutup kemungkinan,
antara satu wanita dengan wanita lain memiliki rentang waktu siklus yang sama,
dimana ada yang lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30
hari. Lamanya masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai 7 hari,
tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus menstruasi yang
terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
Fase Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini,
dinding Rahim meluruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan
dinding rahim terjadi akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam
aktivitas seksual tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk
siklus menstruasi ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak
menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain
itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga
mencapai 80 mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit
di waktu-waktu awal dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin
berkurang menjelang akhir fase.
Fase Praovulasi
Pada fase ini dalam siklus menstruasi,
ovum yang ada didalam ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri.
Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama
hormone estrogen dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur
di dalam ovarium semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung
selama antara hari ke 7 singga hari ke 13.
Fase Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus
menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam kondisi yang sangat baik dan tepat
untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang
mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung
pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat
untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan
dapat terjadi.
Pada masa fase ovulasi di dalam
siklus menstruasi inilah, wanita disebut berada pada masa subur. Untuk pasangan
suami istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat
yang tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat
keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya
waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini
beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada
masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal
tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat,
pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak
dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
Fase Pascaovulasi
Fase ini merupakan fase atau masa di
dalam siklus menstruasi dimana ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau
pembuahan tidak terjadi. Pada masa ini, hormone progesteron mengalami
kenaikan sehingga menyebabkan dinding endometrium semakin menebal. Penebalan
ini mengindikasikan kesiapan endometrium untuk menerima embrio untuk
berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka
siklus menstruasi akan berulang dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh
folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel
telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut :
- Kelenjar hipofisis
menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi
untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
- Folikel yang sedang tumbuh
tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen ialah:
· merangsang pertumbuhan
endometrium dinding rahim
· menghambat produksi FSH oleh
pituitari
· memacu pituitari untuk memproduksi
hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur
masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
- Setelah telur masak dan
meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang
disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi,
tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk
mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.
- Bila sel telur yang keluar dari
ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar
estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk
memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak
dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan
penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan
terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.
- Bila terjadi pembuahan sel telur
oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi
(penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio,
terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan
menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran
progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan
plasenta (ari-ari / tembuni).
3. Kelainan dan Penyakit pada
Organ Reproduksi Manusia
Gangguan Kelainan pada Alat
Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan
maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan juga
oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia
dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan
fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon
androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan
tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari
satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada
waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human
chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra
dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang
paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan
prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa
pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang
air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang
sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis
adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada
testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa
dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana
testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah
pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50
tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan
isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan.
10. Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan
hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.
11. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan
sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan
ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang
normal.
13. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan
ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak
wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya
karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan
hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan
terlalu sedikit
14. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore
primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau
tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi
selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus
menstruasi.
15. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui
penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya
disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.
16. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana
sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya
dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang
tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran
pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat
dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang
sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering terjadi
di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia
60-70 tahun.
19. Kanker payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker
payudara banyak terdapat pada wanita yang telah menopause. Pengobatannya dengan
operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak.
Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya dengan operasi.
21. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana
jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar
ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa
menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi
kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa
keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia
produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami
terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras
berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau dikenal sebagai kutil
kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan
keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara
seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat
kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut
rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut
rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles,
suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan
menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan
dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar
bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar
wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai
tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin
yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin
yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh
Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat
diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan
cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi
cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan
pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif
untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan pada
vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu
keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata,
dll.
26. Candidiasis / keputihan
Yaitu munculnya gumpalan seperti
endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi jamur Candida albicans.
Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan
oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal,
pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan
lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol.
Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan
organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di
bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak
tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat
antijamur misalnya triazol atau imidazol.
27. Kista ovarium
Kista ovarium merupakan suatu
pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang
terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium.
28. Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas
disebabkan oleh:
- Kerusakan pada ovarium karena
infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan ovum terganggu
- Penyumbatan pada tuba fallopi
- Gangguan sistemik, misalnya
gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually Transmitted Disease
Selain kelainan-kelainan di atas,
ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin (Sexually
Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang
disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu Treponema pallidum.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat ditularkan
melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui
transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
30. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut
yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rectum, kadang-kadang mata.
Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
31. Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada bagian luar
kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung air diakibatkan
karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam dan
menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam
organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di
area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya
dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap
bersih.
32. Penyempitan Saluran Telur/
Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor
bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran
oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam
saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
33. Gonorhoe (Kencing Nanah)
Merupakan penyakit kelamin yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa
menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa
nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
34. HIV (AIDS)
Merupakan penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki
sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat
terbunuh oleh infeksi penyakit
ringan, seperti flu atau tifus.
Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ;Organ-organ
eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora,
labiaminora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum.
Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi
blastocyst,implantasi,pertumbuhanfetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus ,
servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga uterus. (Buku Perawatan Ibu
Bersalin, tahun 2008)
b. Mendorong penurunan
testis ke skrotumEfek reproduksic. Pertumbuhan dan pematangan organ
reproduksid. Penting dalam spermatogenesise. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
2.2. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah
perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer
menjadispermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid.
Tahap akhirspermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Ukuran spermatozoaadalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan
ekor.
2.3 Anatomi dan Fisioligi
Sistem reproduksi Wanita
·
Anatomi sistem reproduksi
wanita
Yang terdiri dari:
a. Tundun (Mons veneris)
Bagian yang menonjol meliputi
simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulaiditumbuhi
bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di
atassimfisis pubis
b. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari
mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah
dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yangmerupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam
tanparambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran
labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2
–
3 cm, tebal 1
–
1,5 cm. Pada anak-anak
dannullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.
c. Labia Minora
Bibir kecil yang
merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.Setiap
labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarnakemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan
frenulumclitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi
orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat
reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridismengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.Analog dengan
penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura,
dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
e. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang
berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat
6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah
muara kelenjarBartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar
bartholini berfungsi untukmensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini jugamenghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
f. Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan
tipis ini yang menutupi sabagian besardari liang senggama, di tengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari
masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentukseperti bulan sabit,
konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari,
ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat
terjadirobekan, biasanya pada bagian posterior
g. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4
cm. Dibatasi oleh otot-ototmuskulus levator ani dan muskulus coccygeus.
Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja darisphincter ani.
PENCEGAHAN
PERNIKAHAN USIA MUDA
Mengapa Perkawinan Dini Harus Dicegah?
Pernikahan
dini nyatanya membawa dampak buruk bagi anak perempuan:
1. Rentan
KDRT
Secara
psikologi pernikahan dini berpengaruh pada kondisi mental yang masih labil
serta belum adanya kedewasaan dari si anak. Dikhawatirkan, keputusan yang
diambil untuk menikah adalah keputusan remaja yang jiwa dan kondisi
psikologisnya belum stabil. Jadi keputusannya bukan orang dewasa yang belum
menyadari bahwa menikah adalah suatu keputusan besar dimana akan menimbulkan
hak dan kewajiban dalam perkawinan yang dijalaninya.
Dari
sisi ekonomi, perkawinan yang dilakukan di bawah umur sering kali belum mapan
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga ini pun dikhawatirkan akan menjadi
penyebab timbulnya kekerasan dalam rumah tangga.
Menurut
temuan Plan Indonesia, sebanyak 44 persen anak perempuan yang menikah dini
mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi.
Sisanya, 56 persen anak perempuan mengalami KDRT dalam frekuensi rendah.
2.
Risiko Kesehatan
Banyaknya
kasus kesehatan terhadap remaja yang terpaksa melakukan pernikahan usia muda
terutama wanita adalah, anemia,komplikasi serta mengakibatkan kematian ibu saat
melahirkan juga terjadi perdarahan saat persalinan. Selain itu, wanita yang
hamil pada usia muda berpotensi besar untuk melahiran anak dengan berat lahir
rendah, kurang gizi dan anemia.
Salah
satu dampak pernikahan dini adalah rawan melahirkan anak kerdil atau anak
stunting. Dalam masa pertumbuhan, anak kerdil ini bakal tampak terlambat
ketimbang anak normal. Bisa terlihat dari tinggi badan, berat badan, hingga
ukuran tubuh. Paling bahaya adalah volume otak anak kerdil bakal lebih kecil
ketimbang anak normal. Itu bisa berdampak pada rendahnya kualitas intelegensia
anak. Selain itu, anak kerdil rawan menderita penyakit. Bahkan penyakit yang
beresiko tinggi, seperti jantung dan diabetes.
3.
Risiko Kematian
Selain
tingginya angka KDRT, perkawinan dini berdampak pada kesehatan reproduksi anak
perempuan. Secara medis menikah di usia tersebut dapat mengubah sel normal (sel
yang biasa tumbuh pada anak-anak) menjadi sel ganas yang akhirnya dapat
menyebabkan infeksi kandungan dan kanker. Sedangkan untuk kebidanan, hamil di
bawah usia 19 tahun tentunya sangat beresiko pada kematian. Terlebih secara
fisik remaja belum kuat yang pada akhirnya bisa membahayakan proses persalinan.
Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali
lebih besar, selama kehamilan atau melahirkan, dibandingkan dengan perempuan
berusia 20-25 tahun. Sementara itu, anak yang menikah pada usia 15-19 tahun
memiliki kemungkinan dua kali lebih besar.
4.
Terputusnya Akses Pendidikan
Di
bidang pendidikan, perkawinan dini mengakibatkan si anak tidak mampu mencapai
pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 persen anak kawin dini yang masih
melanjutkan sekolah setelah kawin.
Menyikapi Fenomena Perkawinan Dini : Sosialisasi Pencegahan
Perkawinan Dini
Untuk mencegah semakin bertambahnya perkawinan dini, BKKBN akan terus
memperluas sosialisasi bahaya pernikahan dini. Termasuk meminta peran media
untuk menyebarluaskan informasi ini. Pemberdayaan anak perempuan bisa mencegah
terjadinya pernikahan di bawah umur.
Plan Indonesia menambahkan, program pemberdayaan ini
memberikan hasil optimal dengan juga melibatkan ayah, saudara laki-laki, dan
suami. Tak hanya perempuan, laki-laki juga perlu dilibatkan dalam menciptakan
kesetaraan jender. Program pemberdayaan tersebut meliputi ekonomi keluarga,
advokasi, pendidikan dan penelitian tentang pernikahan dini, serta kampanye
pemberdayaan dan partisipasi anak perempuan.
Pemerintah
Indonesia kemudian mengesahkan UU no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
(UU PA). Pasal 1 menyebutkan bahwa ‘anak adalah seorang yang belum
berusia 17 tahun‘. Pasal 26 ayat 1c UU PA berbunyi ‘orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk mencegah
terjadinya perkawinan pada usia anak-anak’. Status manusia yang
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dari tugas yang diembannya,
yaitu sebagai khalifah fil ardhi, harus
mampu mengatur alam dengan baik dan bijaksana termasuk dirinya sendiri dalam
bereproduksi. Agar hasil reproduksi sehat secara holistik, maka harus sehat
pula dari pahik laki-laki dan perempuan, selain itu juga perlu kematangan
secara fisik dan mental.
Reproduksi
sehat perlu diupayakan untuk mewujudkan generasi berkualitas. Usia ideal untuk
berumah tangga menurut kesehatan dan juga progra, KB adalah antara 20-25 tahun
bagi wanita dan usia 25-30 bagi pria. Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi
pranikah amat dianjurkan bagi pasangan yang hendak menikah. Kesiapan mental
pria dan wanita juga dibangun agar dalam kehidupan rumah tangga dapat saling
menyesuaikan dengan sifat dan karakter masing-masing. Kematangan kepribadian
merupakan faktor utama dalam pernikahan, agar dapat saling melengkapi. Latar
belakang pendidikan formal maupun agama perlu diperhatikan, disamping
pengetahuan agama yang dimiliki masing-masing pasangan. Kematangan mental
spiritual akan sangat berarti dalam kehidupan berumah tangga.
A. Arti Pernikahan Dini
Istilah pernikahan dini adalah
kontemporer. Dini dikaitkan dengan waktu, yakni di awal waktu tertentu.
Pernikahan dini disini adalah
‘pernikahan dini’ sebagai sebuah pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang
berusia di bawah usia yang dibolehkan untuk menikah dalam Undang-Undang
Perkawinan nomor 1 tahun 1974, yaitu minimal 16 tahun untuk perempuan dan 19
tahun untuk laki-laki.
1. Pernikahan Dini menurut Negara
Undang-undang negara kita telah
mengatur batas usia perkawinan. Dalam Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7
ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai
umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam
belas tahun) tahun.
Kebijakan pemerintah dalam
menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melalui proses dan
berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar
siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.
Dari sudut pandang kedokteran,
pernikahan dini mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang
dilahirkan. Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini
dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih
labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan
dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh
karenanya, pemerintah hanya mentoleri pernikahan diatas umur 19 tahun untuk
pria dan 16 tahun untuk wanita
C. Dampak pernikahan dini
(perkawinan di bawah umur)
Baru saja kita mendengar berita
diberbagai media tentang kyai kaya yang menikahi anak perempuan yang masih
belia berumur 12 tahun. Berita ini menarik perhatian khalayak karena merupakan
peristiwa yang tidak lazim. Apapun alasannya, perkawinan tersebut dari tinjauan
berbagai aspek sangat merugikan kepentingan anak dan sangat membahayakan
kesehatan anak akibat dampak perkawinan dini atau perkawinan di bawah umur.
Berbagai dampak pernikahan dini atau perkawinan dibawah umur dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1. Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3
undang-undang di negara kita yaitu :
1. UU No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Pasal 6
ayat (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab
untuk:
- Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
- Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya
- Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.[2]
3. UU No.21 tahun
2007 tentang PTPPO. Patut ditengarai adanya penjualan/pemindah tanganan antara
kyai dan orang tua anak yang mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan
tersebut.
Amanat Undang-undang tersebut di
atas bertujuan melindungi anak, agar anak tetap memperoleh haknya untuk hidup,
tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan kekerasan, eksploitasi
dan diskriminasi.
Sungguh disayangkan apabila ada
orang atau orang tua melanggar undang-undang tersebut. Pemahaman tentang
undang-undang tersebut harus dilakukan untuk melindungi anak dari perbuatan
salah oleh orang dewasa dan orang tua.[3]
Testis
Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval terletak dalam skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam skrotum 2oC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-saluran tubulus seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel penghasil hormone testosterone) yang tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).
Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
Kelenjar prostat.
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval terletak dalam skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam skrotum 2oC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-saluran tubulus seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel penghasil hormone testosterone) yang tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).
Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
Kelenjar prostat.
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
penampang lintang penis
|
Skrotum (kantung pelir)
Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan berkerut.
Spermatogenesis
atau pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan epithelium germinal, sel-selnya berdeferensiasi menjadi spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.
penampang lintang tubulus seminiferus
|
Spermatogonia terus-menerus memperbanyak diri dengan membelah secara mitosis. Spermatogonium (tunggal) mengandung kromosom diploid (2n) atau mengandung 23 pasang kromosom. Setelah berulangkali membelah akhirnya berubah menjadi spermatosit primer yang masih diploid.
Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis 1) menjadi 2 buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah kromosom. Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.
spermatogenesis dalam tubulus
seminiferus
|
Spermatid merupakan calon sperma, belum mempunyai ekor dan mengandung kromosom haploid. Ketika pertama kali terbentuk; spermatid memiliki bentuk seperti sel epithelium. Namun setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi sperma yang memiliki kepala dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi
Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang secara perlahan-lahan didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma mendapatkan motilitasnya (kemampuan bergerak).
Di
antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus
terdapat sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur
proses spermatogenesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar