Rumah bersama yang telah di bangun oleh para domba, setelah mereka mengusir penjajahan yang dilakukan oleh beberapa srigala, cukup melelahkan. Setelah dengan susah payah mereka mencari landasan yang pas untuk landasan dasar rumah tangga negara yang bisa menampung semua aspirasi dan dapat dijadikan cita-cita bersama.
Walaupun sebenarnya
landasan itu memang dapat dijadikan cita-cita bersama serta dapat dijadikan sebagai
“azas kesatuan” di negara ini, negara para domba yang mereka namakan negara “domba
mandiri”. Dimana politiknya tidak memihak Timur dan tidak memihak Barat.
Tergantung situasi dan keadaan dunia Internasional saat itu. Hanya tiga sila,
sila pertama, mengenai Ketuhanan. Sila kedua mengenai Kebinatangan. Ketiga
masalah persatuan.Hanya sayangnya ketika dalam realitanya sering juga penguasa
domba “domba mandiri” tidak mengikut sertakan rakyat domba untuk mengambil
keputusan, yang berhubungan dengan sahabat negara dan situasi di dalam
pendukungan untuk membolehkan apakah PSS boleh menggencet sebuah negara domba.
Dengan alibi kesepakatan Internasional hukum rimba. Termasuk juga pengambilan
keputusan di dalam pengambilan komplik di Timur Tengah(mengenai domba Palestina
dan domba fir’aun Mesir).
Telah diceritakan jika
sebenarnya PSS (Perserikatan Srigala srigala), telah memenangkan perangnya
terhadap sekelompok domba di Afrika yang dianggap telah melanggar hukum
Internasional. Padahal sebenarnya kelompok domba yang kalah perang tersebut,
hanya disiasati oleh PSS. Bahwa mereka adalah sekelompok srigala yang masuk ke
negara para domba hanya untuk melihat apakah tuduhan mereka bahwa domba Afrika
memang benar-benar menggunakan senjata kimia, untuk menaklukkan daerah
kekuasaan mereka, yang tentunya akan banyak mengorbankan penduduk sipil.
Ternyata setelah PSS memasuki daerah domba Afrika tersebut mereka berbalik
untuk menghancurkan negara domba Afrika. Akhirnya domba Afrika tidak berkutik,
karena peralatan perangnya memang kalah canggih dengan PSS.
PSS ingin meluaskan pengaruhnya untuk
mendapat dukungan Internasional hukum rimba, tentang keinginannya untuk
melarang negara domba yang menggunakan “reaktor nuklir” untuk dijadikan alat
senjata yang bisa memusnahkan banyak manusia. Anehnya ada negara domba yang
mencoba untuk menentang keinginan untuk melarang itu yang ditentang oleh
kelompok domba yang penguasanya banyak berwajah “singa”. Mereka menamakan
dirinya negara “domba yang berhati singa”. Memang sejarahnya domba –domba
penguasa mereka ada yang mempunyai keturunan singa, di masa yang lalu. Hanya
saja terlalu merakyat sehingga, bentuk tubuhnya memudar yang tertinggal hanyalah sifatnya yang
seperti singa.
PSS sebenarnya keder juga
dengan negara “domba yang berhati singa”. Pengalaman mereka untuk menteror dan
menjatuhkan negara “domba yang berhati singa” sering kali tidak menjadi
kenyataan, bahkan mengalami kekalahan.
Tetapi mereka PSS
mempunyai strategi dan taktik lain. Yaitu dengan mempengaruhi dunia Internasional
hukum rimba untuk bisa menjatuhkan negara”domba yang berhati singa” dijatuhkan
berdasarkan “kesepakatan bersama”.
Untuk itu sampailah
keinginan itu untuk mendatangi negara domba “domba mandiri”. PSS merayu dengan
sekuat tenaga, dan akan mengguyurkan dana seperti hujan yang deras ke negara
“domba mandiri”. Pada awalnya President “domba mandiri” tidak sepakat. Tetapi
ternyata DPR “domba mandiri” yang di mana ada partai politik banyak memenangkan
suara pemilu dan cukup berpengaruh untuk meloby president, ternyata akhirnya
president “domba mandiri” setuju saja. Asalkan disetujui oleh DPR “domba
mandiri”.
Hanya saja kerja “keamanan
dan pertahanan” yang diajarkan PSS haruslah mengikuti apa yang di intruksikan
oleh PSS. Jangan membantah. Karena negara “domba mandiri” harus ingat dan
sekali lagi harus ingat dan benar-benar “sesuai dengan perjanjian” bahwa selama
ini PSS sudah cukup banyak memberikan “pinjaman”dana bahkan ada yang hanya
diberikan cuma-cuma kepada negara “domba mandiri.””Ingat itu!!!”
Kita kata PSS harus
memerangi “ideologi” domba timur tengah” dan jadikan saja rekayasa dan kerja
sama dengan semua pers dan elektronika berita dan semua pendukung keamanan dan
pelaksana tegaknya hukum. Bikin saja semuanya, dengan kemampuan sutradara kami
yang akan kami kirimkan dari negara kami. Ingat bila kalian merasa kekurangan
uang SMS saja kami negara-negara di dalam perserikatan PSS. Kami akan turunkan
dana berapapun kalian minta. Asalkan saja “ideologi”domba timur tengah akan
hancur dan tidak ada lagi ideologi yang menandingi kami. Penguasa perdagangan.
Para rakyat domba “negara
mandiri”sering mengirim SMS pada perwakilan mereka di DPR pusat maupun DPR
daerah jika mereka jangan ditinggalkan jika membuat keputusan yang berhubungan
dengan “prinsip agama” dan “keyakinan”.Bahkan president juga mereka SMS, bahwa
mereka seperti “tidak aman” berada di negara “domba mandiri”. Di mana kah
kesalahannya???
Apalagi banyak keluhan di
pesantren anak-anak domba “negara mandiri” jika mereka harus tanda tangan dan
sidik jari untuk meyakinkan bahwa mereka adalah orang yang jujur dan tidak
mengganggu negara untuk berkawan dengan
PSS. Bagaimanakah bisa terjadi negara kita, bisa dikuasai oleh negara lain di
dalam program-programnya? Mengapa pula negara kita penguasanya begitu yakin
jika rakyat-rakyatnya akan akan menjadi pemberontak kepada negara yang
berdaulat.
Semuanya hanya mungkin
jika para penguasa domba itu, mencoba untuk menekan rakyatnya untuk melakukan
tindakan tertentu.Demi untuk melaksanakan sebuah keadaan demi untuk
menyenangkan dan meyakinkan “mitranya”, dengan dalih “kesepakatan negara”.
Padahal kita rakyat domba tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan
dan mereka sepakati untuk membawa negara ini berlayar ke lautan samudera
globalisasi?
Negara domba “domba
mandiri”ini akan mereka para penguasanya jual dengan murah kepada penjarah
rimba raya. Serta mereka akan meminta kita rakyatnya untuk membayar utang-utang
mereka yang pernah berkuasa, atau setidak-tidaknya meminta pertanggung jawaban
kita rakyatnya. Ke mana dan di mana generasi rakyat kita di masa depan?
Nampaknya generasi kita
sudah mati. Karena tidak akan mempunyai kemampuan untuk melawan keadaan ini.
Negara “domba mandiri” telah hancur dan kalah sebelum perang, karena ulah para
penguasanya. ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar