MEDIA PUBLIK
– PALANGKARAYA. Kurangnya antusiasme kalangan perusahaan dan pihak pemerintah
dalam mengikuti Kalteng CSR Summit 2013 menjadi perhatian serius Dewan Adat
Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah.
Mengingat
pentingnya program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab
sosial perusahaan, seharusnya seluruh perusahaan mengikuti kegiatan ini. Begitu
juga pemerintah sebagai pemangku kewenangan.
“Sebagian
investor yang masuk Kalimantan Tengah nampaknya belum terlihat bermaksud baik memberikan
kontribusi mereka untuk masyarakat daerah,” kata Ketua DAD Kalteng Sabran
Achmad kepada beberapa wartawan, di Palangka Raya, Kamis (28/11).
Sabran
Achmad mengungkapkan, janji kalangan perusahaan untuk memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat sekitar belum terlihat sepenuhnya. Ia menduga, jangan-jangan
mereka tidak mengerti kalau memiliki tanggung jawab memberikan plasma dan CSR.
Sabran
Achmad menyangkan jika masih sedikit perusahaan dan SKPD yang menyanggupi
kehadirannya dalam kegiatan ini. Minimnya perhatian terhadap kegiatan seperti
ini dapat mencerminkan bagaimana perhatian perusahaan dan SKPD terhadap nasib
masyarakat adat Dayak selaku pihak yang bersinggungan langsung dengan manfaat
CSR.
Menurut
Sabran Achmad mengikuti kegiatan CSR Summit 2013 ini bukan merupakan keharusan
melainkan kewajiban terutama bagi pemerintah daerah, lebih-lebih lagi bagi
perusahaan-perusahaan swasta.
Revy
Apriani, Pimpinan Perusahaan PT. Media Palangka Pambelum (Palangka Post) PT
LEKEM Kalimantan (Media Publik) dan PT Media Kalimantan Mandiri (Borneonews),
melaporkan baru sedikit komitmen perusahaan dan SKPD di Kalteng untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
Targetnya,
kegiatan yang akan diadakan oleh La Tofi School of CSR, Selasa, 3 Desember 2013
di Ballroom Swiss-Bel Hotel, Palangka Raya itu, diikuti sedikitnya 100 peserta.
Tetapi, sampai Kamis (28/11), baru ada 24 orang yang menyatakan bersedia
mengikuti kegiatan tersebut.
Dari 18
perusahaan anggota Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit) baru 4 perusahaan
yang menyatakan bersedia mengikuti CSR Summit 2013 ini. Bahkan pemerintah
provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 16 SKPD, baru 3 SKPD yang
menyatakan siap.
“Rencananya salah satu pembicara CSR Summit 2013 ini, Gubernur Agustin Teras Narang. Sepertinya, sebagian besar SKPD merasa tidak perlu terlibat kegiatan ini,” kata Revy Apriani. (TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar