RUMAH
PERUBAHAN INDONESIA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum,
deklarasikan Organisasi Masyarakat (Ormas) Pergerakan Indonesia, di Duren
Sawit, Jakarta Timur, Minggu(15/9). Hadir dalam deklarasi sejumlah loyalis dan
tokoh politik lintas partai.
MEDIA PUBLIK - JAKARTA. Psikolog politik dari Universitas
Indonesia (UI), Hamdi Muluk menilai salah satu pemicu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono cenderung emosional
akhir-akhir ini adalah kelelahannya menghadapi konflik di internal Partai
Demokrat. Khususnya terkait organisasi masyarakat (ormas) bentukan Anas
Ubaningrum, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
"Dia
(SBY) lelah juga menghadapi konflik di internal Partai Demokrat. Dia merasa
tidak bisa mengendalikan Anas dan kawan-kawan," ungkap Guru besar Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia ini kepada Tribunnews.com, Selasa (29/10/2013).
Karena
menurutnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas dan kawan-kawan di PPI terus
merongrong kepemimpinannya. "Pertanyaan
saya, mengapa SBY takut sekali dengan rongrongan dari kubu Anas, kalau dia
merasa bahwa kubu Anas sudah tidak terlalu bergigi lagi?" Demikian Pakar
Psikologi Politik ini mempertanyakan.
"Jangan-jangan
komentar Ruhut beberapa waktu lalu, Anas sudah habis, tidak ada apa-apanya lagi
hanya pepesan kosong," tuturnya.
Dan
itu paling tidak terungkap dengan pesan singkat atau SMS yang diduga dikirim
SBY kepada kader Partai Demokrat yang beberapa hari terakhir ini, ramai dibahas
karena bocor ke publik.
Menurutnya,
pesan singkat yang bocor tersebut sebagai bukti, bahwa SBY masih kerepotan
menghadapi Anas dan rekan-rekannya.
"Kalau benar menurut SBY, Anas melakukan
fitnah dengan mengatakan BIN menculik Prof Subur, kenapa tidak lapor ke aparat
hukum saja, polisi, supaya Anas dan kawan-kawan dipidanakan?" tegas dia.
(TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar