|
||
MEDIA PUBLIK - BANJARMASIN. Menanggapi curhat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali
mengatakan. Semua pemimpin akan selalu menjadi sorotan pers. Berita yang
dihasilkan pers, tergantung pada kinerja seseorang. "Semakin baik
kinerjanya, maka akan semakin positif sorotan media, dan sebaliknya,"
kata Effendi kelahiran Padang, Sumatera Barat (46Th).
Namun, di sisi lain, menurut Effendi, keadilan atas akses media belum tercapai. Adanya media yang dimiliki oleh petinggi partai politik tertentu, ujarnya, menyebabkan perlakukan yang tidak adil kepada partai politik lain. "Sebuah media, tak akan mem-bully pemiliknya kan," kata Effendi saat dihubungi, Kamis (24/10), Effendi menilai, seharusnya ada prinsip semua media tidak boleh punya afiliasi kepemilikan media, atau sebaliknya, semua media harus memiliki afiliasi tersebut. "Tapi Presiden memang tidak terlalu paham soal keadilan akses media," kata Effendi sebagaimana dikutip dari Banjarmasin Post dan Koran Tempo. Rabu 23 Oktober 2013 lalu, Yudhoyono menyatakan dirinya sebagai salah satu korban pers. Ia mengungkapkan hal tersebut di acara Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia di Novotel Landasan Ulin Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Selain itu, SBY berterima kasih atas kritik dan kecaman dari media telah menjadi cambuk baginya, dalam melaksanakan tugas sebagai kepala negara.(TIM) |
Kamis, 24 Oktober 2013
Effendi Gazali: SBY Tak Paham Keadilan Akses Media
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar