BERITA MEDIA PUBLIK - SAMARINDA, Kalangan DPRD Kaltim  menyatakan dukungan mereka terhadap pembangunan infrastruktur di Kota  Samarinda. Infrastruktur yang maju diharapkan meningkatkan wibawa"Kota  Tepian" sebagai Ibukota Provinsi Kaltim.
 
"Dukungan DPRD Kaltim  tersebut tercermin dari besaran anggaran yang dialokasikan untuk  proyek-proyek pembangunan di Samarinda. Ini agar Samarinda sebagai  ibukota provinsi berwibawa," kata anggota Komisi III DPRD Kaltim, Zaenal  Haq, Minggu (12/2) kemarin.
Ketua Fraksi PKS DPRD Kaltim ini  memberikan contoh dari sekian banyak paket proyek pola kontrak tahun  jamak (Multi Years Contract/MYC) yang dikerjakan hingga 2013 mendatang,  sebagian besar berada di Samarinda, antara lain, paket perbaikan  jalan Samarinda-Simpang Palaran (Peti Kemas) Samarinda lebih kurang  Rp.367 miliar, program pengendalian banjir Kota Samarinda yang meliputi  sistem Karang Mumus Rp.322 miliar, yang dapat dirinci untuk normalisasi  Sungai Karang Mumus sebesar Rp.150 miliar, normalisasi Sungai Pampang  sebesar Rp.100 miliar, peningkatan/perkuatan Bendungan Benanga sebesar  Rp.22 miliar  dan pembangunan Bendali Sempaja sebesar Rp.50 miliar. Selain  itu juga sistem Karang Asam Besar dan Loa Bakung Rp.44 miliar, sistem  Karang Asam Kecil Rp.55 miliar serta sistem Loa Janan dan Rapak Dalam  Rp.181 miliar.
Pemerintah provinsi juga  mengalokasikan  dana  pembangunan jembatan kembar Sungai Mahakam sebesar Rp252 miliar dan   pembangunan convention hall di Samarinda sebesar Rp.256,9 miliar, tidak  termasuk pembebasan lahan dan pengadaan furniture.
"Dukungan untuk  pembangunan infrastruktur di Samarinda dari provinsi luar biasa. Belum  lagi untuk pembangunan Bandara Samarinda Baru (BSB) di Sungai Siring,  kelanjutan pembangunan Jembatan Mahakam Kota maupun terhadap rencana  pembangunan jalan layang (fly over). Kami mendukung pembangunan jalan  layang ini untuk mengatasi kemacetan yang makin parah di Samarinda,"  kata Zaenal Haq.
Meskipun dukungan DPRD Kaltim untuk pembangunan  infrastruktur di Samarinda sangat besar, namun bukan berarti  kota/kabupaten lainnya dilupakan. Menurut Zaenal Haq, sejumlah proyek  dengan pola kontrak tahun jamak juga dikerjakan di beberapa daerah  tingkat dua yang lain, seperti Pembangunan Waduk Marangkayu di Kutai  Kartanegara, Pembangunan RSUD Tarakan,  Jalan Talisayan- Batu Lepok  sepanjang 80 Km sebesar Rp.225 miliar, Jalan Sangkulirang -Batu Lepok I  sepanjang 65 Km sebesar Rp.205 miliar, Jalan Sangkulirang - Batu Lepok II  sepanjang 63,50 Km sebesar Rp.198 miliar dan Penanganan Jalan Gusiq  -Simpang Blusuh di Kabupaten Kutai Barat  sebesar Rp.275,07 miliar.
Pemerintah  provinsi juga membangun tiga bandara di pedalaman dan perbatasan,  yakni  Bandara Long Bawan Kabupaten Nunukan berupa perpanjangan dan  pelebaran landasan 1.600 x 30 m sebesar Rp.120 miliar, Bandara Long Apung  Kabupaten Malinau  berupa perpanjangan dan pelebaran landasan 1.600 x  30 m sebesar Rp.130 miliar dan  Bandara Datah Dawai Kabupaten Kutai Barat  berupa perpanjangan dan pelebaran landasan 1.600 x 30 m sebesar Rp.150  miliar.
DPRD Kaltim tetap berupaya adil dan proporsional dalam  mengalokasikan anggaran pembangunan untuk kabupaten/kota melalui APBD  Provinsi.
"Artinya DPRD Kaltim juga memperhatikan kabupaten/kota  lainnya di Kaltim, meskipun Samarinda sebagai ibukota provinsi   memperoleh porsi pembangunan lebih besar hingga 2013 mendatang,"kata  Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, HM Darlis Pattalongi.
Ketua DPW  PAN Kaltim ini mengharapkan dengan infrastruktur yang maju, Samarinda  sebagai kota jasa, industri dan perdagangan bisa maju lebih pesat.  Meskipun demikian, pemerintah kota harus terus mengontrol secara ketat  operasional perusahaan-perusahaan tambang batu bara di Ibukota Kaltim  tersebut, karena selain berpotensi menurunkan kualitas lingkungan, juga  mempercepat kerusakan infrastruktur.
"Jalan-jalan di Samarinda cepat  rusak, salah satunya karena tambang batu bara ini. Mereka banyak  menggunakan jalan umum untuk mengangkut batu bara," kata Darlis  Pattalongi.  (Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar