MEDIA PUBLIK - JAKARTA. M Nazaruddin banyak berkicau soal korupsi yang dilakukan oleh pejabat
negara, termasuk para petinggi partai di Parlemen maupun anggota DPR.
Namun, saat ditanya soal Edhi Baskoro, biasa dipanggil Ibas putra kandung SBY, Nazaruddin malahan
bungkam seribu bahasa. Nazaruddin enggan berkomentar terkait putra dari Presiden SBY
tersebut.
Nazaruddin hanya berlalu saja, saat sejumlah wartawan menanyakan keterlibatan Ibas dalam 12 proyek yang dia bongkar. Padahal, Nazaruddin sempat mengungkapkan nama Ibas pada suatu persidangan korupsi.
Saat itu Nazaruddin bersaksi dalam persidangan Angelina Sondakh, dalam penerimaan suap kepengurusan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional.
Nazaruddin mengatakan kerap melaporkan penggunaan keuangan partai kepada Ibas dan Anas Urbaningrum, selaku Ketum Umum DPP Demokrat.
"Saya laporkan setiap bulan ke Ketua Umum dan Sekretaris Umum, Mas Ibas. Saya jelaskan dokumentasi dan buktinya," kata Nazaruddin, (29/11/2012).
Nazaruddin mengaku dirinya bertanggung jawab selaku Bendum Demokrat kepada Ibas dan Anas. Bahkan saat diperintahkan membuat kalender bergambar Anas, penggunaan uang untuk pembuatan kalender itu dilaporkan ke Ibas dan Anas.
Sementara itu, mantan ajudan M Nazaruddin, Wahyudi Utomo alias Iwan, sempat mengatakan kalau Ibas sering berkunjung ke kantor bosnya PT Anugerah Nusantara.
Selain Ibas, lanjut dia, tersangka kasus korupsi proyek Hambalang Andi Mallarangeng pun sering kali bertemu mantan bendahara umum Demokrat itu di kantor Anugerah Nusantara.
"Ya itu (Ibas) sih sering di kantor, kalau Pak Andi kita pernah ketemu di luar. Kalau Pak Ibas ya di kantor, di luar juga pernah, tapi intensitasnya enggak terlalu sering," jelas Iwan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (22/2) lalu.
Kemudian, mantan anak buah Nazaruddin di Permai Grup Yulianis, mengatakan hal yang mengejutkan terkait Ibas. Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai itu membenarkan soal adanya catatan aliran dana ke Ibas sebesar USD 200 ribu. Namun uang itu tidak terkait dengan proyek pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan serta Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Benar, uang USD 200 ribu kepada Ibas itu terkait kongres (Partai Demokrat) di Bandung. Saya yakin," kata Yulianis kepada wartawan usai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (14/3).
Hari ini, Nazaruddin telah selesai menjalani pemeriksaan di KPK. Nazaruddin berkicau soal sejumlah petinggi partai yang terlibat korupsi dalam sejumlah proyek. (TIM)
Nazaruddin hanya berlalu saja, saat sejumlah wartawan menanyakan keterlibatan Ibas dalam 12 proyek yang dia bongkar. Padahal, Nazaruddin sempat mengungkapkan nama Ibas pada suatu persidangan korupsi.
Saat itu Nazaruddin bersaksi dalam persidangan Angelina Sondakh, dalam penerimaan suap kepengurusan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional.
Nazaruddin mengatakan kerap melaporkan penggunaan keuangan partai kepada Ibas dan Anas Urbaningrum, selaku Ketum Umum DPP Demokrat.
"Saya laporkan setiap bulan ke Ketua Umum dan Sekretaris Umum, Mas Ibas. Saya jelaskan dokumentasi dan buktinya," kata Nazaruddin, (29/11/2012).
Nazaruddin mengaku dirinya bertanggung jawab selaku Bendum Demokrat kepada Ibas dan Anas. Bahkan saat diperintahkan membuat kalender bergambar Anas, penggunaan uang untuk pembuatan kalender itu dilaporkan ke Ibas dan Anas.
Sementara itu, mantan ajudan M Nazaruddin, Wahyudi Utomo alias Iwan, sempat mengatakan kalau Ibas sering berkunjung ke kantor bosnya PT Anugerah Nusantara.
Selain Ibas, lanjut dia, tersangka kasus korupsi proyek Hambalang Andi Mallarangeng pun sering kali bertemu mantan bendahara umum Demokrat itu di kantor Anugerah Nusantara.
"Ya itu (Ibas) sih sering di kantor, kalau Pak Andi kita pernah ketemu di luar. Kalau Pak Ibas ya di kantor, di luar juga pernah, tapi intensitasnya enggak terlalu sering," jelas Iwan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (22/2) lalu.
Kemudian, mantan anak buah Nazaruddin di Permai Grup Yulianis, mengatakan hal yang mengejutkan terkait Ibas. Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai itu membenarkan soal adanya catatan aliran dana ke Ibas sebesar USD 200 ribu. Namun uang itu tidak terkait dengan proyek pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan serta Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Benar, uang USD 200 ribu kepada Ibas itu terkait kongres (Partai Demokrat) di Bandung. Saya yakin," kata Yulianis kepada wartawan usai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (14/3).
Hari ini, Nazaruddin telah selesai menjalani pemeriksaan di KPK. Nazaruddin berkicau soal sejumlah petinggi partai yang terlibat korupsi dalam sejumlah proyek. (TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar