MEDIA PUBLIK - KALTENG. Jumlah tenaga apoteker di Kabupaten
Seruyan masih sangat minim. Akibatnya pengawasan dan pelayanan
obat-obatan menjadi tidak maksimal. Seperti yang terjadi di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kuala Pembuang.
“Tenaga apoteker masih sangat kurang,
seperti asisten apoteker di rumah sakit kita ini tidak ada,” kata Kepala
Apoteker Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Seruyan Rika Hajianty.
Ia menyatakan, untuk rumah sakit paling tidak mempunyai tiga orang tenaga apoteker yang akan mengelola obat-obatan, baik untuk gudang obat maupun apotik rumah sakit.
“Karena tenaga apoteker masih kurang, maka untuk pelayanan obat di RSUD dibantu oleh petugas non farmasi yang berasal dari instalasi sebanyak sembilan orang dengan memberlakukan sistem shift,” katanya.
Ia menambahkan, kurangnya tenaga
apoteker menyebabkan pengelolaan obat menjadi tidak maksimal. Hingga
kini ada banyak obat-obatan kedaluwarsa yang masih tersimpan dalam satu
tempat. Bahkan pelayanan obat untuk pasien menjadi lamban dan sering
terjadi kekosongan karena tidak terdata dengan baik.
“Harusnya memang ada petugas khusus yang mengelola apotik dan gudang obat,” katanya.
Menurutnya, kurangnya tenaga farmasi di rumah sakit ini sudah pernah disampaikan kepada pemerintah setempat agar dilakukan pengajuan formasi dalam rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS).
“Pada penerimaan CPNS kemarin memang ada
formasi untuk asisten apoteker tapi tidak ditempatkan di rumah sakit,
tapi ditempatkan di kecamatan. Padahal kita juga sangat memerlukan
tenaga apoteker,” katanya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, diharuskan setiap pelayanan obat harus ada apoteker, akan tetapi hal itu tak kunjung terpenuhi sejak berdirinya RSUD di Kuala Pembuang.(TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar