BERITA MEDIA PUBLIK - KOTABARU. Ulama Kotabaru ini
terpekur. "Malu saya, tiap hari ceramah. Tapi pangkalan mitan (minyak
tanah, Red) yang kerjasama dengan agen saya, hampir menyelewengkan 4,8 ton
mitan. Padahal mitan itu untuk nelayan. Akan saya putus kontraknya," ujar
Guru Aduy dengan bibir bergetar.
Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru KH A Jailani
Darmawan (62), ulama yang tiap malam Sabtu mengisi ceramah di Mesjid Agung
Khusnul Khatimah Kotabaru ini, lebih dikenal dengan panggilan Guru Aduy.
Ditemui di rumahnya, Desa Hilir Muara, sekitar 1,5 kilometer dari Kota
Kabupaten. Ia mengaku terpukul dengan adanya penangkapan oleh aparat kepolisian
terhadap oknum Koperasi Insan (Ikatan Nelayan Saijaan). Koperasi Insan sendiri,
merupakan pangkalan mitan buat warga miskin di desa Rampa kecamatan Pulau Laut
Utara, sekitar 2 kilometer dari pusat kota .
Sedangkan Guru Aduy adalah Dirut PT HJ Harmiani Jailani (HHJ). PT HHJ
bekerjasama dengan pangkalan, dalam hal pendistribusian mitan tersebut. Cerita
bermula pada hari Sabtu (27/4) sekitar pukul 17.00.
Aparat Polres Kotabaru
berhasil menggagalkan niat Kepala Koperasi Insan, Roslinda (47) yang ingin
melarikan 4,8 ton mitan dari para nelayan miskin Kotabaru ke Tanbu. Lambat
sedikit saja aparat bergerak, maka ribuan nelayan Rampa kecamatan Pulau Laut
Utara, sekitar 2 kilometer dari kota kabupaten, bakalan menggunakan kayu api
untuk memasak.
Kasat Reskrim Polres Kotabaru, AKP Fahrurozi Sik melalui
anggotanya, Bripka Amir Hasan mengatakan, keberhasilan itu berasal laporan dari
warga, tentang adanya aktivitas mencurigakan dari sang pemilik Koperasi Insan.
Dengan ditemani empat orang anggota, Amir Hasan segera meluncur ke Desa Semayap
kecamatan Pulau Laut Utara, tempat lokasi aktifitas tersebut. Benar saja, di sana terlihat sebuah truk
besar sedang asik dimuati tandon dan drum berisi minyak, dari sebuah kapal di
pelabuhan.
Pemilik pangkalan, sopir truk Mulyono, dan nakhoda Kapal KM Mufakat,
Fitnoddin, serta beberapa orang ABK (Anak Buah Kapal) yang sibuk memindahkan
mitan ke truk, tak bisa mengelak ketika dipergoki petugas. Roslinda saat
diperiksa, akhirnya mengaku akan membawa mitan jatah nelayan Kotabaru ini ke
Tanah Bumbu untuk dijual dengan harga lebih tinggi. Mendapati pengakuan itu,
pihak kemananan lantas menggelandang mereka ke mapolres, beserta semua barang
bukti. Roslinda, Mulyono dan Fitnoddin pun nginap di jeruji besi menunggu
putusan selanjutnya.
"Karena perbuatannya, pelaku akan dikenakan ancaman 6
tahun penjara dan denda Rp1 miliar. Meski mereka mengaku baru sekali melakukan
itu," ungkap Fahrurozi.
Namun kemudian si nakhoda kapal, Fitnoddin
dibebaskan. Ia ditahan satu malam saja. Karena terbukti hanya bertugas sebagai
penjual jasa angkut. "Saya cuma melayani jasa pengangkutan. Urusan mau
dijual kemana dan ditaruh dimana mitannya, saya tidak mau tahu. Harusnya
memang, seperti biasa, saya antar mitan dari PT HHJ ke Pangkalan Mitan Insan. Tapi
Roslinda meminta saya tidak usah antar ke pangkalan waktu itu. Antar ke
pelabuhan Semayap saja. Namanya cuma buruh upah, kita nurut saja," kata
Fitno kepada wartawan, Minggu (28/4) tadi.
Diceritakan tentang ini, Guru Aduy
membenarkan. Katanya, mitan harus dibawa lewat laut. Sebab posisi agen dan
pangkalan sama-sama berada di pinggir laut. "Salah besar kalau dikatakan
saya terlibat dengan Pangkalan. Saya memang Direktur PT HHJ. Namun saya hanya
layani kebutuhan Insan, 4,8 ton perbulan. Tugas Agen hanya mengamankan mitan
dari Pertamina di gudang. Selepas dari gudang, itu tanggungjawab
Pangkalan," terangnya Senin kemarin (29/4).
Ia lantas menyampaikan
permintaan maaf kepada para nelayan dan warga miskin Kotabaru lainnya, yang
seharusnya mendapatkan jatah itu. "Akan saya putus kontrak kerja dengan
Koperasi Insan. Karena dalam kontrak, tak dibolehkan penyelewengan seperti
itu," tegas Guru Aduy.
Hal itu diakui oleh Amir Hasan. "Untuk
sementara, Roslinda bekerja sendiri, belum ada indikasi dia bermain dengan agen
PT HHJ," kata Amir. Hanya kemudian, dari informasi yang berkembang di
lapangan, dikabarkan pada saat kejadian juga ada oknum TNI yang diduga menjadi
beking sopir truk. "Memang pada saat kejadian ada oknum TNI. Tapi tidak
kok, dia hanya kebetulan saja ada di sana ,"
ujar Amir. Karena itu, ia tidak mau menyebut nama oknum tersebut dan
kesatuannya. (Rizali)
Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru KH A Jailani Darmawan (62), ulama yang tiap malam Sabtu mengisi ceramah di Mesjid Agung Khusnul Khatimah Kotabaru ini, lebih dikenal dengan panggilan Guru Aduy.
BalasHapusTolong di pindah paragrafnya. Zalyan Shodiqin Abdi itu nama wartawan Radar Banjarmasin grup Jawa Pos yang nulis berita itu. Tempat liputannya di Kotabaru.
Saya Zalyan S Abdi. Ini no hape saya: 082153469915. Thanks atas kerjasamanya.