MEDIA PUBLIK - MEDAN. Masyarakat yang tinggal di Titi Pahlawan, Gang Pringgan Lingkungan  VIII,  Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara  (Sumut),  merasa belum puas meski telah merusak mobil Panther BK 54 GT  milik Ketua  Dewan Pimpinan Darah Front Pembela Islam (DPD - FPI) Sumut,  H Darma  Bakti Ginting.
"Tindakan yang dilakukan oleh ibu-ibu di sini  itu merupakan  spontanitas dan sebagai wujud kepedulian dalam membela  orang susah. Ini  juga peringatan buat dia agar tidak lagi berbuat semena-mena  terhadap orang kecil. Bila polisi tidak datang maka dia pun  dihajar,"  ujar seorang warga di Marelan, Evi kepada SP di Marelan,  Selasa (5/4).
Evi mengatakan, masyarakat mengamuk karena Darma  Bakti Ginting  dengan membawa seluruh anak buahnya menghancurkan rumah  yang dihuni  oleh Nurhayati boru Ginting. Bahkan, pemilik rumah dipaksa  untuk  meninggalkan rumah tersebut. Padahal, di rumah itu ada bayi yang  baru  berusia dua minggu, tindakan anggota Front Pembela Islam sangat tidak manusiawi, kata Evi.
"Seperti tidak mempunyai rasa  kemanusiaan. Mentang - mentang ketua  organisasi masyarakat, dia  seenaknya dengan membawa anak buah  mengendarai sepedamotor dan  dilengkapi senjata, merubuhkan rumah  Nurhayati. Bahkan, anak bersama  istrinya juga ikut - ikutan mengusir  Nurhayati," katanya.
Kepala  Unit Reserse Kriminal Polsek Medan Labuhan, AKP Oktavianus  mengatakan,  kendaraan milik ketua ormas tersebut sudah diamankan.  Polisi mengamankan  mobil itu dari lokasi kejadian agar peristiwa itu  tidak merembet.
"Kita  langsung turun begitu mendengar kejadian tersebut. Sampai saat  ini,  situasi di tempat kejadian sudah berangsur tenang. Mudah -  mudahan,  kejadian seperti ini tidak terulang. Lebih baik pihak yang  dirugikan  menyelesaikan permasalahan ini lewat jalur hukum," sebutnya.
Puluhan  ibu dan anak-anak di Marelan mengamuk dengan merusak mobil  Ketua DPD  FPI. Tindakan ini dilakukan mereka karena tidak senang  melihat oknum  ketua ormas tersebut. Mereka marah karena ketua ormas itu  membawa anak  buahnya merubuhkan rumah saklah seorang warga di sana.
Padahal  Nurhayati, salah seorang warga yang rumahnya dirubuhkan  tersebut,  menyampaikan, dirinya sudah meminta tolong kepada oknum  tersebut untuk  tidak merubuhkan tempat tinggalnya. "Saya sudah  mempertanyakan kenapa  rumah itu dirubuhkan. Sebaliknya mereka itu  semakin bertambah berang.  Bahkan, anak saya juga turut menjadi korban  dari prilaku sangat tidak beradab ini. Ini yang  membuat ibu-ibu di sini marah," sebutnya.(TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar